Senin, 08 Desember 2008

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

A. PENGERTIAN
Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin “ adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence yang berasal dari bahasa Inggris yang dapat dipergunakan saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik ( Hurlock 1999).
Piaget (dalam Hurlock 1999) mengatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Individu tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
Menurut Undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai usia 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal.
Menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
Menurut WHO, disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10 – 18 tahun.
PROSES TUMBUH KEMBANG
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterine dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja.
Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh(growth spurt), tinbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologis serta kognitif.
a. PERTUMBUHAN SOMATIK
Pada masa pra-remaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa pra-sekolah. Anak perempuan dua tahun lebih cepat memasuki masa remaja dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan, termasuk pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder yang disebut sebagai pacu tumbuh adolescence.
PERTUMBUHAN TINGGI BADAN, TULANG DAN GIGI
Selama pubertas terjadi akselerasi pertumbuhan tinggi badan yang mendadak yang disebut pacu tumbuh(Height Spurt). Pada saat pertumbuhan linier/tinggi badan terjadi pada kecepatan maksimal, dikatakan remaja tersebut mengalami puncak kecepatan tinggi badan (Peak Height Velocity/PHV).
Pada remaja perempuan kecepatan pertumbuhan maksimal dicapai 6 – 12 bulan sebelum menarche, dan ini dipertahankan hanya untuk beberapa bulan, kemudian akan mengalami deselerasi untuk dua tahun berikutnya atau lebih. Untuk pertumbuhan tulang, gambaran yang paling dini dan terpenting pada remaja perempuan adalah pertumbuhan pada lebar panggul selama pubertas. Pertumbuhan pelvis dan panggul (diukur pada diameter bi-iliacal)secara kuantitatif hampir sama dengan remaja laki-laki, tetapi dikarenakan pertumbuhan remaja perempuan lebih kecil pada berbagai dimensi tubuhnya, maka lebar panggul tampak tidak proposional(terlihat lebih besar)dibanding remaja laki-laki.
Pada remaja laki-laki mulai terjadi akselerasi pertumbuhan pada saat remaja perempuan telah mengalami deselerasi pertumbuhan. Bahu yang lebar, pinggul yang lebih sempit, kaki yang lebih panjang, dan relative lebih panjang pada ekstrimitas atas adalah ciri khas pada remaja laki-laki. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh hormone androgen.



PERTUMBUHAN BERAT BADAN
Pada remaja perempuan, memasuki masa pubertas berat badan mencapai kira-kira 60% berat dewasa. Mencapai puncak kecepatan berat badan sekitar 8 kg/tahun. Pertumbuhan otot terjadi 3 – 6 bulan setelah pacu tumbuh berat badan.
Pada remaja laki-laki, pacu tumbuh berat badan terjadi bersamaan dengan pacu tumbuh tinggi badan dan otot. Rata-rata kecepatan pertumbuhan berat badan sekitar 9 kg/tahun.
Nutrisi menentukan pertumbuhan badan.Bila asupan nutrisi dalam jumlah yang kurang optimal akan berdampak pada perlambatan proses pertumbuhan dan perkembangan maturasi/pematangan seksual. Sebaliknya, bila asupan nutisi terlalu berlebihan akan terjadi percepatan proses pertumbuhan dan perkembangan seksual. Remaja membutuhkan nutrisi lebih dibandingkan dengan pada waktu anak-anak. Kebutuhan nutrisi mencapai puncaknya terutama pada saat pacu tumbuh mencapai maksimal.
PERTUMBUHAN OTOT
Semua otot mengalami pertumbuhan selama masa pubertas. Puncak kecepatan pertumbuhan otot(Peak Velocity Muscle Growth) lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Penambahan kekuatan otot terjadi pada pubertas akhir, namun pada laki-laki akan terus bertambah dan mencapai maksimum pada usia sekitar 25 tahun. Karena hormone androgen memegang peranan utama dalam kekuatan otot, maka meningkatnya kekuatan otot berhubungan erat dengan tingkat kematangan seksual.
PERTUMBUHAN JARINGAN LEMAK
Pada remaja laki-laki, secara keseluruhan lemak truncal(diukur sebagai tebal lemak subkutan, daerah subscapular, suprailiacal, atau abdomen) meningkat sesudah pacu tumbuh tinggi badan, menambah kenaikan berat badan yang terjadi relative lambat pada masa pubertas. Pada masa remaja akhir jumlah normal dari lemak tubuh sekitar 20% dari berat badan.
Pada remaja perempuan terjadi penambahan lemak yang kontinu selama masa pubertas. Setelah masa percepatan tinggi badan, terjadi akumulasi lemak lebih cepat dibanding remaja laki-laki. Akumulasi lemak terjadi pada anggota gerak maupun tubuhnya, terutama tubuh bagian bawah dan paha bagian belakang.
PERTUMBUHAN ORGAN REPRODUKSI
Pertumbuhan organ reproduksi mengalami banyak perubahan pada masa pubertas.
Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara, yaitu terdiri dari penonjolan puting disertai pembesaran daerah areola (usia sekitar 8-12 tahun). Haid pertama (Menarche) terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi tiap individu(rata-rata usia 10,5 – 15,5 tahun). Kemudian diikuti dengan pertumbuhan rambut pada pubis(usia 11 – 15 tahun).
Pada remaja laki-laki terjadi pembesaran testis, yang merupakan tanda pubertas pertama pada 98% remaja laki-laki. Sampai akhir masa pubertas terjadi pembesaran testis, epididimis, dan prostat. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pubertas yang lengkap adalah 2 – 5 tahun.
Perubahan pada organ reproduksi yang terjadi pada masa remaja berkaitan erat dengan perubahan regulasi hormonal pada remaja. Regulasi sistem neuroendokrine dipengaruhi oleh pusat ekstra-hipotalamus di korteks serebri termasuk sistem limbic. Pusat ini akan merangsang sel basal hipotalamus untuk mensekresi hormone GnRH, yang melalui aliran darah akan merangsang hipofise anterior untuk mensekresi hormone gonadotropin berupa FSH dan LH. Hormon gonadotropin akan merangsang gonad untuk memproduksi hormone testosterone pada laki-laki, dan hormone estrogen pada perempuan. Pada saat mulainya pubertas sekresi hormone GnRH meningkat pesat sehingga hormone gonadotropin dan seks steroid juga meningkat untuk merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder, serta menyiapkan proses fertilisasi.
b. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DAN KEPRIBADIAN REMAJA
Dalam tumbuh kembang menjadi dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual remaja akan melewati tahapan sebagai berikut :
1. Masa remaja awal/dini (Early Adolescence) : usia 11-13 tahun
2. Masa remaja pertengahan (Middle Adolescence) : usia 14-16 tahun
3. Masa remaja lanjut (Late Adolescence) : usia 17-20 tahun


Kebebasan dan ketergantungan
Dalam perkembangan menuju kedewasaan, remaja berangsur-angsur mengalami perubahan yang membutuhkan kedua kemampuan, yaitu kebebasan dan ketergantungan secara bersama-sama.
Kebebasan (Independence) adalah suatu kemampuan untuk membuat keputusan dan mengatur perilakunya sendiri. Sifat remaja yang ingin memperoleh kebebasan emosional, sementara orang tua masih ingin mengawasi dan melindungi anaknya dapat menimbulkan konflik. Melalui proses remaja akan belajar untuk melakukan sesuatu secara tepat, mengevaluasi kembali aturan-aturan, nilai dan batasan-batasan yang telah diperoleh dari keluarga maupun sekolah.
Ketergantungan (Interdependence) melibatkan komitmen-komitmen dan ikatan antar pribadi yang mencirikan kondisi kehidupan manusia.
Pada awal usia remaja, perjuangan kemandiriannya ditandai dengan perubahan dari sifat tergantung kepada orang tua menjadi tidak tergantung. Ikatan emosional dengan orang tua menjadi berkurang. Bila pada tahap ini remaja tidak memiliki kelompok yang mendukung maka akan menimbulkan kekosongan perasaan yang diakibatkan perasaan terpisah dengan orang tua, remaja akan mencari figure yang dicintai sebagai pengganti orang tua, sehingga hal ini memungkinkan timbulnya masalah-masalah perilaku.
Pada usia remaja pertengahan, ikatan dengan orang tua semakin longgar, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya.
Pada akhir masa remaja, mereka akan berusaha mengurangi kegelisahan dan meningkatkan integritas pribadinya, identitas diri lebih kuat, mampu menunda pemuasan, kemampuan untuk menyatakan pendapat menjadi lebih baik, minat lebih stabil, dan mampu membuat keputusan dan mengadakan kompromi.
Pembentukan identitas diri
Pada masa remaja, remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri. Perubahan-perubahan yang diakibatkan terjadinya kematangan seksual dan tuntutan-tuntutan psikososial menempatkan remaja pada suatu krisis identitas, yaitu suatu tahap untuk membuat keputusan terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan pertanyaan tentang identitas dirinya. Remaja harus menemukan apa yang mereka yakini, sikap dan nilai-nilai idealnya, yang dapat memberikan suatu peran dalam kehidupan sosialnya, sebab apabila mereka tahu tentang siapa mereka, dan tahu apa yang mereka lakukan, maka mereka akan tahu peran mereka dalam masyarakat. Apabila remaja memperoleh perannya di dalam masyarakat, maka ia akan mencapai sense of identity, menemukan identitas diri. Sebaliknya, apabila remaja tidak dapat menyelesaikan krisis identitasnya dengan baik, maka ia akan merasakan sense of role confusion or identity diffusion, yaitu suatu perasaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan memperoleh peran dan menemukan jati diri. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada keadaan ini misalnya, mereka dengan mudah menerima peran yang diberikan oleh masyarakat( pekerjaan, menikah). Kemungkinan lainnya yaitu anggapan untuk menjadi apa saja daripada tidak memiliki identitas diri, sehingga mereka akan dengan mudah menerima peran yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai ideal dan tatanan kehidupan dalam masyarakat(oleh Erikson disebut sebagai Negative Identity Formation).
Tugas perkembangan masa remaja meliputi :
1. Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa.
2. Memperoleh peranan sosial
3. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif
4. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua.
5. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
7. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga
8. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral.


PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan berpikir pada remaja tidak terlepas dari kehidupan emosionalnya yang labil. Penentangan dan pemberontakan yang ditunjukkan dengan selalu melancarkan banyak kritik, bersikap sangat kritis pada setiap masalah, menentang aturan menjadi suatu ciri mulai meningkatnya kemampuan berpikir dengan sudut pandang yang mulai meluas pada remaja.
Kemampuan kognitif remaja yang diklasifikasikan mulai usia 11-18 tahun tergolong dalam fase operasional formal, yaitu apabila anak dihadapkan pada suatu masalah, maka ia akan memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis, menganalisa masalah dengan mengembangkan penyelesaian melaui berbagai hipotesa yang mungkin ada. Kemudian, atas dasar analisis tersebut akan dibuat suatu strategi penyelesaian.
Proses perkembangan kognitif pada remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Pematangan/Maturasi (Maturation)
Tumbuhnya struktur-struktur fisik secara berangsur-angsur mempengaruhi perkembangan kognitif, contoh pertumbuhan pusat susunan otak
b. Pengalaman psikologis dan kontak dengan lingkungan (Exercise through physical practice and mental experience)
Kontak dengan lingkungan akan mengakibatkan dua macam ciri pengalaman mental. Pertama adalah pengalaman fisik, yaitu aktivitas yang dapat memberikan pengertian mengenai sifat yang langsung berhubungan dengan objek.
c. Transmisi sosial dan pembelajaran (Social Interaction and Teaching)
Berbagai macam stimulasi sosial (media massa, lembaga sekolah, klub sosial, dsb) memiliki pengaruh yang positif dalam perkembangan kognitif, sebab dapat memberikan banyak informasi, dan kemudian melakukan suatu pembelajaran
d. Ekuilibrassi (Equilibration)
Proses ini merupakan suatu proses internal untuk mengatur keseimbangan diri dalam individu.
Integrasi dalam masyarakat mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa pubertas, termasuk didalamnya juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi yang khas dari cara berpikir remaja memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Pada masa remaja terdapat tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi. Menurut Harlock (1999) tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Adapun tugas perkembangan remaja menurut harlock ( 1999 ) adalah :
1. Mencapai peran sosial pria dan wanita
2. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang
6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
7. Memperoleh perangkat nilai-nilai sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa remaja1. Transisi dalam emosi
Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya. Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila ia berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.

2. Transisi dalam sosialisasi
Pada masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik dengan sejenis maupun lawan jenis.3. Transisi dalam agama
Sering terjadi remaja yang kurang rajin melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan berfikirnya yang mulai kritis.4. Transisi dalam hubungan keluarga
Dalam satu keluarga yang terdapat anak remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut. Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.5. Transisi dalam Moralitas
Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
MASALAH TUMBUH KEMBANG PADA REMAJA
Masalah-masalah yang berhubungan dengan tumbuh kembang pada remaja antara lain :
1) Gangguan pertumbuhan linier
Pertumbuhan linier dapat digunakan sebagai indicator yang mencerminkan kesehatan fisik dan mental. Penilaian pertumbuhan penting dilakukan untuk menentukan gangguan pertumbuhan pada remaja. Cara penilaian pertumbuhan melalui beberapa tahap, antara lain :
o Anamnesa ; yang perlu diketahui pada tahap anamnesa antara lain riwayat kehamilan ibu, pola pertumbuhan sejak bayi hingga remaja, riwayat penyakit yang pernah diderita, tinggi badan orang tua
o Pemeriksaan fisik, meliputi tanda-tanda patologis seperti gangguan hormone, penyakit kronis, tanda-tanda gangguan gizi, serta menilai tingkat maturitas seksual
o Pengukuran Antropometri, meliputi :
§ Tinggi badan
§ Kurva pertumbuhan dan pola pertumbuhan
§ Laju pertumbuhan
§ Proporsi tubuh
§ Index massa tubuh
o Prediksi tinggi dewasa.
Bentuk-bentuk gangguan pertumbuhan linier antara lain :
1. Perawakan Pendek
Perawakan pendek (Short Stature) merupakan suatu terminology mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut
Perawakan pendek yang dikategorikan sebagai variasi normal adalah :
1) Normal Variant Short Stature (NVSS)
Pada NVSS terdapat pola pertumbuhan yang menggambarkan potensi genetic untuk individu tersebut dan tidak berhubungan dengan keadaan gangguan endokrin maupun sistemik. Hampir selalu disertai riwayat keluarga dengan perawakan pendek pada salah satu atau kedua orang tuanya, dan biasanya mempunyai berat badan yang normal.


2) Normal Variant Constitutional Delay (NVCD)
Pada NVCD terdapat perlambatan pertumbuhan linier pada tiga tahun pertama kehidupan, pertumbuhan linier normal/hampir normal pada saat pra-pubertas dan selalu di bawah persentil 3. Umur penulangan terlambat disertai maturasi seksual yang terlambat, pada saat dewasa tinggi badan normal.
Penyebab gangguan pertumbuhan lainnya selama masa remaja dapat disebabkan oleh :
1) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom yang paling sering adalah Sindrom Turner
2) Penyakit sistemik
Banyak penyakit sistemik yang diobati dengan kortikosteroid mengalami gangguan pertumbuhan akibat pengaruh obat tersebut terhadap pertumbuhan epifisis. Selain itu, penyakit gastrointestinal juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan akibat malabsorpsi.
3) Gangguan endokrin
Gangguan endokrin merupakan 10% dari seluruh penyebab perawakan pendek. Contoh, Hipotiroidisme pada masa anak umumnya disertai dengan perawakan pendek, pertumbuhan yang lambat, dan atau pubertas yang lambat.
2. Perawakan Tinggi
Dikatakan perawakan tinggi apabila individu memiliki tinggi badan > 2SD pada kurva pertumbuhan. Dikarenakan penerimaan masyarakat yang menganggap baik terhadap perawakan tinggi, maka individu penderita kurang mengeluhkan keadaan tersebut. Variasi normal merupakan penyebab utama perawakan tinggi (Familial/Constitutional Tall Stature), yaitu trdapat riwayat keluarga dengan perawakan tinggi dan tidak terdapat proses patologi organic.
Penyebab patologi yang jarang terjadi antara lain Gigantisme pituitary, dimana terjadi peningkatan sekresi hormone pertumbuhan.
2) Gangguan pubertas
Gangguan pubertas terbagi menjadi dua, yaitu :
Pubertas terlambat/Delayed Pubertal
Pubertas terlambat/Delayed Pubertal didefinisikan pada perempuan apabila sampai usia 13 tahun belum ada tanda-tanda pubertas berupa pembesaran payudara atau sampai usia 15 tahun belum terjadi menstruasi. Sedangkan pada laki-laki apabila sampai usia 14 tahun belum ada tanda-tanda pubertas berupa ukuran testis <2,5 cm atau volume testis < 4 ml.
Pubertas terlambat lebih sering terjadi pada laki-laki. Kebanyakan pubertas terlambat masih normal (Constitutional Delayed of Growth and Puberty/CDGP). Untuk kasus yang abnormal, berdasarkan kadar hormone gonadotropin pubertas terlambat dikelompokkan menjadi :
o Hypergonadotropic hypogonadism, pada keadaan ini hormone gonadotropin (FSH dan LH) meningkat, namun kadar hormone seks steroidnya (Testosteron dan Estrogen) tetap rendah
o Hypogonadotropic hypogonadism, dimana terjadi defisiensi gonadotropin congenital, berhubungan dengan kelainan-kelainan pada serebral.
Pubertas Prekok
PubertaS Prekok didefinisikan bila tanda-tanda pubertas ditemukan sebelum usia 8 tahun pada perempuan, dan sebelum usia 9 tahun pada laki-laki.
Berdasarkan penyebabnya, pubertas prekok dibagi menjadi :
o Pubertas prekok tipe sentral, yaitu pubertas prekok yang terjadi karena lebih awal aktifnya aksis hipotalamus-hipofise-gonad sehingga peningkatan seks steroid karena aktifasi dari aksis
o Pubertas prekok perifer, yaitu peningkatan seks steroid tidak disebabkan karena peningkatan gonadotropin.
o Gabungan antara tipe sentral dan perifer.
o Pubertas prekok dengan mekanisme yang belum diketahui
3) Gangguan makan
Gangguan makan pada remaja dapat digolongkan menjadi :
Obesitas
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan, sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan utnuk fungsi tubuh.
Obesitas merupakan penyakit kronis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : genetic, budaya, sosial ekonomi, kebiasaan, dan faktor situasi.
Obesitas menimbulkan bermacam efek terhadap pertumbuhan, perkembangan psikososial, dan resiko timbulnya penyakit.
Anorexia
Anorexia merupakan suatu kelainan berupa penurunan berat badan secara drastis terutama pada remaja putri yang berhubungan dengan gangguan psikiatri disertai dengan gejala medis.
Etiologi dari Anorexia antara lain :
o Faktor biologis dan genetic
Disfungsi hipotalamus diketahui sebagai predisposisi timbulnya anorexia. Selain itu, remaja kembar monozigot beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan kembar dizigot. Riwayat keluarga dengan anorexia juga merupakan faktor resiko.
o Faktor Intrapersonal
Remaja yang mengalami anorexia memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, cenderung introvert, perfeksionis.
o Faktor keluarga
Keluarga yang memiliki resiko remaja dengan anorexia adalah keluarga yang overprotektif, kaku, dan penuh konflik.
o Faktor sosial budaya
Kasus anorexia meningkat pada kelompok masyarakat yang mempercayai bahwa tubuh yang ramping lebih menarik, memiliki kepercayaan diri lebih tinggi, dan sukse dalam karier.
Bulimia
Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode binge eating yaitu mengkonsumsi makanan yang banyak dalam periode waktu yang singkat disertai tingkah laku untuk menurunkan berat badan, atau episode purging, seperti merangsang muntah, gerak berlebihan, puasa berkepanjangan, penyalahgunaan obat laksatif dan diuretik. Sekitar 90-95% penderita bulimia adalah remaja perempuan dengan rentang usia antara 13- 58 tahun.
Penyebab bulimia hampir sama dengan anorexia.
4) Acne vulgaris
Acne vulgaris merupakan penyakit yang sering dijumpai di kalangan remaja. Pada sebagian remaja acne vulgaris bersifat fisiologis dan sembuh spontan. Pada keadaan yang berat diberikan pengobatan sesuai dengan penyakit. Insiden acne pada remaja bervariasi antara 30-60% dengan insiden terbanyak pada usia 14-17 tahun pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki-laki. Faktor yang mempengaruhi timbulnya acne vulgaris antara lain :
o genetic
o ras
o hormonal
o iklim/lingkungan
o stress



5) Perilaku seksual
Pemahaman tentang perkembangan seksual pada remaja merupakan salah satu pemahaman yangh penting sebab masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa.
Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya. Sebagian kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kebingungan ini akan menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat di kalangan remaja.
Fase perkembangan perilaku seksual pada remaja terbagi menjadi :
Remaja awal
Merupakan tahap awal, remaja sudah mulai menampakkan adanya perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai berkembang/ matang. Pada masa ini remaja sudah mulai mencoba melakukan onani, karena seringkali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialaminya. Rangsangan tersebut diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki dan kadar estrogen pada perempuan.
Remaja Pertengahan
Pada fase ini remaja telah mengalami pematangan fisik secara penuh, dimana remaja laki-laki telah mengalami mimpi basah, dan remaja perempuan telah mengalami menstruasi. Pada masa ini gairah seksual sudah mencapai puncak, sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun demikian perilaku seksualnya masih secara alamiah.
Remaja Akhir
Pada fase ini, remaja sudah seperti orang dewasa. Mereka sudah mempunyai perilaku seksual yang jelas, salah satunya adalah dalam bentuk berpacaran.
Perkembangan perilaku seksual dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ; perkembangan fisik, psikis, proses belajar, dan sosio-kultural. Secara umum perilaku seksual remaja memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Terjadi pematangan fisik-biologik
- Meningkatnya empati terhadap sesamanya
- Meningkatnya keinginan untuk terbebas dari ketergantungan
- Suka mengganggu sesamanya
- Meningkatnya hubungan dengan teman sebaya
- Meningkatnya orientasi seksual
- Masa mencoba-coba aktifitas seksual
- Mempunyai inisiatif untuk melakukan hubungan seksual.
Beberapa perilaku seksual remaja yang kurang sehat dapat menyebabkan berbagai masalah antara lain :
1) Kehamilan remaja
Kurangnya pengetahuan tentang seks di kalangan remaja yang melakukan seks bebas menyebabkan meningkatnya kehamilan usia remaja. Konsekuensi dari kehamilan remaja adalah pernikahan remaja dan pengguguran kandungan (aborsi). Kehamilan remaja umumnya merupakan kehamilan yang tidak diharapkan. Ada dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, yaitu :
a. Kehamilan dipertahankan, dapat menimbulkan :
- Resiko fisik, kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan kematian
- Resiko psikis/psikologis, dimana umumnya pihak perempuan beresiko menjadi orang tua tunggal akibat kemungkinan pihak laki-laki yang tidak mau bertanggung jawab, dan kalaupun menikah rentan terhadap konflik dalam rumah tangga akibat usia dini/belum dewasa.
- Resiko sosial, salah satunya yaitu putus sekolah, bisa karena keinginan sendiri akibat rasa malu ataupun dikeluarkan dari pihak sekolah. Selain itu pula remaja tersebut dapat kehilangan masa remajanya, serta menjadi objek pembicaraan
- Resiko ekonomi, dimana memelihara anak dipastikan akan membutuhkan biaya.
b. Kehamilan diakhiri (Aborsi), dapat menimbulkan
- Resiko fisik, dimana aborsi yang dilakukan secara tidak aman/steril bisa berakibat fatal yaitu kematian, aborsi yang dilakukan secara berulang beresiko menyebabkan kemandulan, serta timbulnya perdarahan dan komplikasi
- Resiko psikis, pelaku aborsi sering mengalami perasaan-perasaan takut, stress, cemas, trauma akibat rasa sakit sewaktu dilakukan aborsi.
- Resiko sosial, dimana akan timbul rasa ketergantungan pihak perempuan terhadap laki-laki akibat perasaan sudah tidak suci lagi, sekolah terputus atau masa depan terganggu.
- Resiko ekonomi, dimana biaya utnuk aborsi cukup tinggi, apalagi bila disertai dengan komplikasi.
2) Infeksi Menular pada remaja
Infeksi Menular Seksual (IMS) pada remaja merupakan masalah global. Dampak IMS sangatlah luas, disamping akibat langsung dari penyakitnya, maka akibat dari penyulitnya akan menyebabkan kesengsaraan yang berat dan lama terutama pada perempuan.
IMS mempunyai korelasi yang tinggi dengan infeksi HIV. Infeksi dengan IMS membuat seseorang lebih rentan terhadap HIV, terutama dengan ulkus genital yang memungkinkan masuknya HIV melewati barrier kulit sehingga memudahkan transmisi HIV. Hubungan seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak pada remaja. Selain itu, penyalahgunaan obat /narkoba dengan menggunakan alat suntik juga merupakan penyebab resiko HIV pada remaja.
3) Penyimpangan orientasi seksual
Penyimpangan orientasi seksual seperti Homoseksual (Gay/Lesbian) dan Biseksual sejak dulu hingga saat ini masih merupakan suatu fenomena yang penuh dengan kontroversi. Perilaku ini dikaitkan dengan konotasi negative, yaitu orang tak bermoral sehingga beresiko untuk terjadi tindakan diskriminatif, kekerasan bahkan pembunuhan.
Remaja yang mengalami penyimpangan orientasi seksual secara umum hampir sama dengan remaja heteroseksual lainnya. Mereka cenderung menyembunyikanperasaan seksualitasnya dari teman dekat dan keluarga, karena itu mereka memiliki resiko tinggi terhadap depresi, penyalahgunaan obat, dan bunuh diri
6) Merokok
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak rokok juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok maupun orang-orang di sekitarnya. Kandungan nikotin pada rokok menyebabkan kecanduan, hal inilah yang membuat perokok sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok. Terdapat faktor resiko untuk merokok, antara lain :
- Faktor Psikologis, dimana merokok dianggap dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri/bergaul dengan teman sebayanya yang merokok
- Faktor Biologi, berhubungan dengan faktor kognitif, jenis kelamin, etnik.
- Faktor Lingkungan, yang berperan dalam faktor ini antara lain orang tua, saudara kandung, teman sebaya yang memiliki kebiasaan merokok. Selain itu, reklame tembakau juga dapat mempengaruhi persepsi remaja terhadap manfaat dan penampilan merokok.

7) Depresi
Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-gejala psikologis lainnya, gangguan somatic maupun psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan ke dalam gangguan afektif. Mengidentifikasi anak remaja yang mengalami depresi dengan cara mengamati gejala eksternal antara lain ; prestasi akademik menurun, penyimpangan tingkah laku seperti gelisah atau agresif, bermasalah dalam hubungan interpersonal, membenci diri sendiri dengan sering membicarakan topic tentang bunuh diri.
Depresi pada remaja sering dominan berkaitan dengan penyimpangan perilaku, penyalahgunaan obat, penyimpangan seksual, keluhan fisik dan problema sekolah.
8) Kekerasan dan penelantaran
Kekerasan dan penelantaran pada remaja dapat terjadi di dalam maupun di luar lingkungan keluarga. Kekerasan dan penelantaran dapat menyebabkan gangguan bagi remaja untuk menyelesaikan tugas pertumbuhan dan perkembangannya. Faktor resiko terjadinya kekerasan dan penelantaran pada remaja antara lain :
- Individu/remaja itu sendiri, dimana remaja dengan perilaku menyimpang/kenakalan remaja berpotensi menjerumuskan remaja kepada perilaku aniaya, berkonflik dengan penegak hukum sehingga beresiko mendapat perlakuan aniaya.
- Orang tua dan keluarga
Remaja yang dibesarkan dengan penganiayaan, hubungan keluarga yang tidak harmonis, orang tua pecandu obat ataupun alkohol, orang tua yang mengalami gangguan mental, ataupun orang tua yang memiliki anak sebelum berusia 20 tahun akibat belum mencapai kematangan fisik, emosi maupun sosial.
- Lingkungan sosial/komunitas
Faktor lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi terjadinya kekerasan dan penelantaran remaja antara lain ; kemiskinan dalam masyarakat, kondisi sosial ekonomi yang rendah, status wanita yang dianggap rendah, nilai masyarakat yang terlalu individualistis, sistem keluarga patriakal.
9) Bunuh Diri pada Remaja
Bunuh diri pada remaja merupakan fenomena terkini yang cukup mengkhawatirkan.Faktor resiko terjadinya bunuh diri antara lain :
- Faktor Biologis, dimana riwayat bunuh diri, seringkali terkait dengan adiksi zat psikotropika.
- Gangguan mental, dimana anak dengan diagnosis mengalami gangguan mental lebih beresiko melakukan bunuh diri dibandingkan populasi umum
- Penyalahgunaan zat, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol pada remaja memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap kejadian bunuh diri karena pengaruhnya terhadap perubahan pola piker yang diakibatkan oleh zat-zat tersebut.
10) Kecelakaan
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang dapat timbul akibat kesengajaan maupun ketidaksengajaan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh manusia dan dapat diprediksi sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan. Macam dan bentuk kecelakan remaja antara lain :
- Kecelakaan kendaraan bermotor, baik kecelakaan penumpang, pejalan kaki, pengendara motor/sepeda, maupun kecelakaan di luar jalan raya
- Terjatuh, akibat berlari, mendaki, ataupun berjalan
- Luka bakar
- Tenggelam
- Kekerasan, seperti penganiayaan, ataupun bunuh diri
11) Masalah belajar
Keberhasilan dalam bidang pendidikan adalah salah satu tujuan utama pada masa remaja, sebab hal ini akan mempengaruhi keadaan ekonomi dan emosi pada masa dewasa. Dengan adanya gangguan dalam belajar dapat menghambat proses pencapaian keberhasilan tersebut, sehingga akan menimbulkan masalah, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada tumbuh kembang remaja. Gangguan belajar dapat disebabkan antara lain oleh masalah penyakit dasar seperti retardasi mental, rasa malas, fokus kepada hal-hal yang menyenangkan saja, masalah emosi atau perilaku sehingga menyebabkan remaja sulit belajar di dalam kelas, masalah emosi dalam keluarga, stress ekonomi, lingkungan dan budaya.
12) Penyalahgunaan Obat
Penggunaan zat atau obat-obatan seperti alkohol, tembakau, heroin dan lain-lain di kalangan remaja sering terjadi, baik di negara berkembang maupun negara maju. Semua remaja memiliki resiko untuk menyalahgunakan obat-obatan. Namun ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan obat di kalangan remaja, antara lain :
- Faktor genetic, dimana remaja dari orang tua pecandu alkoholik/obat-obatan mempunyai resiko 3-4 kali lebih besar dibandingkan remaja lain untuk mengalami penyalahgunaan zat.
- Pola asuh, dimana remaja yang berasal dari keluarga anti sosial dan criminal, ataupun orang tua dengan disiplin yang ketat beresiko mengalami penyalahgunaan zat
- Pengaruh lingkungan, dimana pengaruh teman/orang-orang terdekat lebih besar dibanding orang yang tidak dikenal
- Riwayat depresi/kecemasan, remaja yang mengalami gangguan psikiatri mempunyai resiko penyalahgunaan obat dua kali lebih besar dibandingkan dengan remaja tanpa riwayat gangguan psikiatri
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN MASALAH REMAJA
1. KLINIK REMAJA
Suatu tim multidisiplin lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah remaja di klinik karena pendekatan tersebut akan menguntungkan. Dengan cara tersebut akan memberikan pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat mensahkan dan membenarkan adanya pemeriksaan psikologis, menghindari terjadinya perbedaan pendapat antar para professional yang terlibat, mempermudah dalam memeriksa kesehatan remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada.
Tim spesialis yang perlu dibentuk adalah tim intervensi krisis, tim kekerasan fisik dan seksual, tim nutrisi dan gangguan makan, tim penyalahgunaan obat terlarang, dan tim untuk menyelesaikan masalah stress dan bunuh diri.


2. TERAPI PERILAKU DAN KOGNITIF
Terapi Perilaku adalah terapi yang memfokuskan diri pada mengubah perilaku yang dapat diamati, sementara Terapi Kognitif adalah terapi yang memfokuskan diri pada mengubah pikiran.
Tujuan dari terapi perilaku dan terapi kognitif adalah membantu klien dalam mengubah perilaku dan kognitifnya yang salah, menuju ke hal yang lebih baik, yang dapat diterima oleh lingkungan sosial dan dirinya sendiri.
Peran terapis dan klien haruslah aktif, saling berkolaborasi. Dalam pertemuan terapi, masalah empati, kehangatan dan kelembutan yang akurat harus ditunjukkan oleh terapis. Hubungan baik antara klien dan terapis merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dapat dicapai dengan kerjasama dan saling pengertian antara kedua belah pihak.
3. TERAPI KELUARGA
Terapi Keluarga merupakan bentuk terapi kelompok untuk mengatasi permasalahan keluarga dengan tingkat konflik yang tinggi dan spesifik, dilakukan oleh terapis yang berkompeten bekerja sama dengan keluarga dengan berbagai kolaborasi yang bisa dimanfaatkan, sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Semua intervensi yang dilakukan dalam terapi keluarga difokuskan untuk merubah interaksi di antara anggota keluarga dan memperbaiki fungsi keluarga.
Terapi keluarga melibatkan orang tua/keluarga yang sah secara hukum, tidak boleh melibatkan individu-individu yang tidak secara teratur terlibat dalam kehidupan anak/remaja.
Ada enam jenis variasi terapi keluarga, yaitu :
- Psikodinamik
- Experimental/Existential
- Intergenerational/Bowenian(Family system Therapy)
- Struktural
- Strategik
- Terapi Kognitif/Terapi Perilaku
4. TERAPI PSIKOFARMAKO
Terapi Psikofarmako difokuskan pada remaja dengan gangguan kejiwaan. Terapi yang diberikan harus disesuaikan dengan gejala-gejala gangguan jiwa yang timbul.
Saat ini obat psikofarmako yang umum diberikan antara lain :
- Obat Anti psikotik
- Obat Anti cemas
- Obat Anti depresan
- Obat Anti mania
5. IMUNISASI
Imunisasi pada remaja saat ini belum mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan oleh :
- Imunisasi yang diberikan pada masa anak-anak dianggap sudah cukup dan akan berlaku untuk seumur hidup
- Daya tahan remaja dianggap sudah baik sehingga apabila sakit tidak akan mengancam jiwa
Sebenarnya, imunisasi pada masa remaja sangat penting, sebab :
- Imunisasi yang diberikan pada masa anak-anak tidak berlangsung seumur hidup
- Penyakit anak-anak masih mungkin diderita oleh remaja, bahkan biasanya lebih berat
- Selain secara alami, penularan penyakit pada remaja/dewasa juga terjadi akibat gaya hidup
- Penyakit yang diderita oleh remaja/dewasa dapat menular ke pasangan dan juga keturunannya.
Jenis imunisasi yang diberikan pada remaja antara lain :
a. Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit endemic di hampir seluruh negara di dunia. Pada remaja dan dewasa, pemberian imunisasi HB didahului dengan skrining pra-imunisasi. Tujuannya adalah untuk menghindari imunisasi pada individu yang terbukti mengidap virus HB dan yang telah memiliki kekebalan yang efektif. Dosis vaksin untuk remaja/dewasa yaitu 1cc, disuntukkan intra muscular, jadwal pemberiannya yaitu imunisasi dasar sebanyak 3 kali, dilanjutkan dengan imunisasi kedua 1 bulan setelah imunisasi dasar, dan imunisasi ketiga 6 bulan setelah imunisasi dasar.
b. Imunisasi Tetanus
Pemberian imunisasi tetanus pada remaja tergantung dari status imunisasi, dan hanya dilakukan pada luka yang kemungkinan besar terkontaminasi.
c. Imunisasi Varicella
Varicella jika diderita oleh remaja/dewasa umumnya akan lebih berat, sering disertai infeksi sekunder pada kulit, disertai pneumonia yang dapat berakibat fatal. Untuk itu, pemberian vaksin varicella sangat penting.
KIAT GAYA BERPACARAN YANG SEHAT
Adalah sesuatu yang mustahil, melarang remaja untuk melakukan interaksi dengan lawan jenisnya. Proses interaksi yang lebih lanjut yang diwujudkan dengan berpacaran merupakan hal yang wajar dan baik bagi pengembangan aspek kematangan emosional remaja itu sendiri. Namun, harus ada rambu-rambu yang dipasang agar tidak terjadi berpacaran yang berlebihan, apalagi sampai melakukan hubungan seksual dan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan pada akhirnya mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungan. Untuk itu hal-hal di bawah ini perlu mendapatkan perhatian:
1. Hati - hati berpacaran
Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk aktivitas seksual.
Saling memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan masing-masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh, mengungkapkan perasaan kasih sayang, … adalah hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima, namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak dapat diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
2. “No Seks”
Katakan “tidak”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.
3. “Rem Keimanan”
Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya iapun menjadi suami atau istri kelak tentunya keinginan untuk melanggar norma-norma pun selalu ada. Untuk itu, “Say Good Bye” sajalah…! Masih banyak kok pria dan wanita yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia.
4. Bahaya Kehamilan di Usia Muda
Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa depan remaja tersebut.
2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum.
7. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasa.
Disamping terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki, seks yang dilakukan sebelum menikah akan mengandung berbagai masalah antara lain tuntutan suami akan keperawanan, berbagai penyakit kelamin (termasuk AIDS), stress berkepanjangan, kemandulan (karena infeksi) dan lain-lain.
5. Kiat Sadar Diri
Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali karena terbuai aktivitas berpacaran. Untuk itu berikut beberapa tips agar tidak terbuai:
1. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
2. Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas seksual.
3. Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
4. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
5. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan, sambil mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik.Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun menendang.
2. Sehat Emosional.Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat Sosial.Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, apalagi melakukan hubungan seks.
——–
Hasil seminar sehari bersama dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS pada peringatan hari AIDS sedunia di UWKS surabaya pada tanggal 24 Desember 2005.
Kutipan dari http://www.antonbahagia.com/modules.php?name=News&file=print&sid=7














BAB III
PENUTUP

Remaja dalam tahap tumbuh kembangnya juga sangat potensial untuk tumbuh menjadi seorang dewasa muda yang memiliki potensi individu yang baik sehingga siap berperan penuh sebagai seorang individu mandiri dan porduktif. Pendekatan yang baik dari keluarga yang tidak dominan bersifat instruktif dan menetapkan disiplin tinggi nampak memberi keberhasilan mengarahkan remaja mencapai tugas perkembangannya.
Pendekatan dengan memberi sedikti kebebasan disertai dengan tanggung jawab terhadap diri maupun terhadap tugas peran remaja sebagai anggota keluarga, maupun sebagai pelajar atau mahasiswa perlu ditekankan keluarga dalam rangka mengarahkan remaja.
Perawat sebagai partner dan advocat keluarga dalam membuat keputusan terkait kesehatan baik sehat maupun sakit, kiranya perlu memberikan pemahaman kepada keluarga mengenai keunikan karakteristik tumbuh kembang pada tahap ini.



DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan. Edisi 6. 1999. Jakarta : EGC
Friedman, M.Marilyn. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Edisi 3 1998. Jakarta : EGC
Narendra, B Moersintowati dkk. Buku Ajar I : Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI Edisi 1 2005 Jakarta : Sagung Seto

Prof.dr. Soetjiningsih, SpA(K), IBCLC. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. 2004 Jakarta : Sagung Seto
Read More..

Sabtu, 06 Desember 2008

Press Release IRNI

PRESS RELEASE

(Jakarta, 5 Juni 2008; Bertepatan dengan 100 tahun kebangkitan Indonesia)
Menurut UUD kita, Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang paling dasar yang harus dapat dinikmati oleh setiap rakyat Indonesia. Tanpa pengecualian, termasuk rakyat miskin. Misi Pemerintah yang sangat mulia : Membuat Rakyat Sehat, harus didukung oleh semua kader-kader bangsa termasuk IRNI (Ikatan Registered Nurse Indonesia). Kemiskinan – Pendidikan Rendah – Penyakit, ditambah bencana yang datang silih berganti seakan mata rantai yang sulit diputuskan. Sampai-sampai seseorang rela menjual diri dan ideologinya demi berperang melawan kemiskinan, kebodohan dan penyakit.

Untuk mengatasi hal tersebut, Perawat berupaya memberikan pelayanan keperawatan kepada rakyat, tetapi pelayanan asuhan keperawatan yang diterima rakyat belum memenuhi standar professional yang seharusnya diterimanya. Maka wajar bila orang yang mampu mencari pelayanan keperawatan di luar negeri, karena perawat dari bangsanya sendiri belum tersertifikasi. Disisi lain, rumah sakit di Indonesia yang berlabel “Internasional” , berupaya mendatangkan perawat yang bersertifikasi RN (Registered Nurse) dari luar negeri. Ironisnya perawat Indonesia yang di negaranya belum memiliki system sertifikasi RN, perawat kita hanya menjadi asisten nurse . Menjadi tamu di negaranya sendiri. Ketahanan dan devisa bangsa kita digerogoti, dari masuknya RN asing tanpa kita sadari.
Mencermati situasi tersebut, Indonesia dapat menangkap Peluang Internasional yang tertuang dalam Workshop Keperawatan negara-negara APEC di Jakarta 6 - 7 Desember 2006 dan MRA (Mutual Recognition Arrangement) on Nursing Services 8 Desember 2006 di Cebu. Kesepekatan tersebut berisi : pendidikan, pelatihan dan migrasi perawat di negara ASEAN menggunakan satu tanda yaitu : RN (Registered Nurse). Selanjutnya dijelaskan bahwa Definisi Perawat Profesional adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan mampu melakukan praktik keperawatan yang dibuktikan oleh sertifikasi RN yang dilakukan oleh badan atau otoritas regulator keperawatan (NRA) negara ybs. Untuk Indonesia sebagai NRA yang disepaki dalam MRA negara-negara ASEAN adalah Departemen Kesehatan RI. Indonesia memiliki peluang emas mengembangkan infrastruktur sertifikasi RN dan Depkes RI sebagai NRA (Nursing Regulatory Authority).
Di luar negeri RN Indonesia, akan lebih diminati dibanding RN dari negara lain karena memiliki sifat “Caring” yang lebih unggul. Bila Indonesia bisa menempatkan 25 ribu RN pertahun di luar negeri, maka dana remitance (yang kembali ke Indonesia) minimal 153 juta $ USA. Gaji perawat yang telah memiliki sertifikat RN di LN (USA) minimal 48 $ USA per jam, dan bila mereka bekerja di akhir pekan maka gaji mereka akan dibayar dua kali lipat lebih besar. Saat ini, perawat kita di LN dibayar jauh lebih rendah dibanding perawat dari negara lain. Karena perawat yang kita kirim bukan RN.
Apakah INDONESIA BISA ... ? melakukan sertifikasi RN ? Presiden, DPR RI, Depkes RI ..., mereka yang bisa menjawab : Sekarang, Besok atau ...................... ,
Belajar dari pengalaman Thailand, Filiphina, Brunei, atau USA bahwa sertifikasi RN di negara tersebut berhasil karena didukung oleh Ratu, Presiden, Sultan bahkan DPR. Sertifikasi RN demi kesejahteraan bangsa di Indonesia akan terwujud sesegera mungkin bila didukung oleh Presiden, DPR, Depkes RI dan pemerintah serta industri kesehatan.
IRNI sebagai organisasi profesi keperawatan, siap mengawal sertifikasi RN di Indonesia. Sertifikasi RN untuk kesejahteraan bangsa, Sertifikasi RN untuk meretas kompetensi unggul sehingga mampu bersaing sehat di pergaulan Internasional. Pada akhirnya sertifikasi RN akan berdampak kepada penurunan angka kemiskinan yang dapat meningkatkan ketahan bangsa Indonesia.
Mari kita Buktikan Bahwa : INDONESIA BISA Membangun sertifikasi RN”
Good Nursing, Good Health : A Good Investment
Disajikan Pada Seminar Nasional
Sosialisasi Industri Kesehatan Dalam Standarisasi dan Sertifikasi Kompetensi Perawat Profesional
Depkes RI, Depnakertrans RI, BNSP, ARSADA & IRNI
Jakarta, 5 Juni 2008
Read More..

Senin, 01 Desember 2008

RISALAH pertemuan LRP-RN – DPD R.I – Delegasi University of UTAH ( U.S.A )
Ruang Sidang A, DPD-R.I Senayan-Jakarta, 25 November 2008

Pertemuan ini digagas oleh Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) - R.I dengan melibatkan Lembaga Registrasi Profesi – Registered Nurse ( LRP-RN ) Indonesia dalam rangka menyongsong implikasi kesepakatan global di bidang keperawatan “Mutual Recognition Arrangement ( MRA ) On Nursing Services “ yang telah ditetapkan bersama oleh perwakilan pemerintah 10 negara – Negara ASEAN untuk diberlakukan terhitung mulai 01 Januari 2010. Mengingat waktu yang tersedia “hanya” tinggal 1 tahun menyongsong.

Pertemuan berlangsung hangat, diawali dengan presentasi mengenai kondisi terkini kesiapan LRP-RN dalam melaksanakan sertifikasi RN serta mengimplementasikan System RN di Indonesia, penjelasan mengenai kesepakatan MRA On Nursing Services yang secara kontekstual menetapkan kesepakatan untuk mempergunakan terminology RN bagi seorang perawat professional sehingga memenuhi kualifikasi dasar pertukaran, transformasi dan pendidikan dari jasa keperawatan professional.

Makna dari kalimat ini adalah bahwa Hanya seorang RN-lah yang disepakati diakui sebagai perawat professional. Sementara realita typology keperawatan di Indonesia saat ini adalah bahwa setiap tahunnya sekitar 31.000 perawat lulus dari pendidikan keperawatan di Indonesia dengan tidak tersertifikasi RN, artinya para perawat tersebut belum memenuhi kualifikasi sebagai seorang perawat professional ( RN ). Padahal daya serap tenaga kerja perawat di dalam negri setiap tahunnya hanya berkisar 8000 orang perawat pertahun. Nampak jelas bahwa peluang justru terpampang di Luar negri, hanya saja peluang tersebut barulah terbuka manakala seorang perawat telah memperoleh sertifikasi RN.

Sementara di dalam negri, Arus globalisasi dalam bidang keperawatan ( MRA On Nursing Services ) yang HANYA tenggat 1 tahun dari tanggal pelaksanaannya ( 01 januari 2010 ) dapat merupakan ancaman bagi eksistensi keperawatan Indonesia, apabila hal ini tidak dipersiapkan dengan SEGERA mensertifikasi RN-kan potensi keperawatan Indonesia. Sebab, tanpa sertifikasi RN, kelak perawat Indonesia hanya akan menjadi tamu/pembantu bagi perawat asing di negri-nya sendiri. Sungguh sebuah ironi bagi Negara yang memiliki kuantitas keperawatan yang luar biasa. Sebab besarnya kuantitas tersebut, tidak dapat memberikan sumbangsih yang bermakna bagi perekonomian dan devisa Negara, maupun harag diri bangsa di mata dunia internasional tanpa sertifikasi RN.

Mensiasati kondisi ini, masih menurut paparan LRP-RN, segenap potensi bangsa perlu terlibat langsung, unsur pemerintah, baik Depkes R.I maupun BNSP, legislatif, serta LRP-RN sebagai Lembaga yang memiliki kompetensi berstandar ISO 17024 maupun ISO 15189 dalam menyelenggarakan proses assessment sertifikasi RN, maupun Organisasi Profesi yang mampu berperan dalam memberikan ciri sebuah perawat professional (RN) melalui penetapan standard seorang RN ( yang diadopsi dari WPSEAR: “ standard 18 core competencies RN “ )

Komentar maupun rekomendasi Mrs. Jerry burr MN, RN-BC, CCRC selaku delegasi University of UTAH-Amerika menanggapi paparan LRP-RN :
1. Apa yang dipaparkan/sudah dilakukan maupun dipersiapkan oleh LRP-RN sungguh sebuah pekerjaan yang luar biasa, secara konseptual LRP-RN sudah sangat siap mengaplikasikan system RN di Indonesia, terbukti dengan segala dokumen panduan mutu sampai dengan dokumen level-IV yang sudah dipersiapkan lengkap.
2. secara pribadi, Jerry burr bahkan menegaskan kekagumannya terhadap hasil kerja anak Indonesia (LRP-RN) dengan mengatakan bahwa, sangat baik apabila LRP-RN bekerjasama langsung dengan otoritas penyelenggara sertifikasi RN di Negara maju yang telah lebih dulu menerapkan system RN, karena pengkajian terhadap system LRP-RN ini tidak mungkin hanya cukup dengan pertemuan singkat ( 1 hari ) mengingat secara substansial, apa yang telah dipaparkan sangat terukur dengan standard.
3. Dahulu di Amerika ada beberapa dewan keperawatan yang mencoba merumuskan standar kompetensi RN, dewan tersebut tergabung dalam Amerikan Nurse Association yang menyelenggarakan uji sertifikasi RN untuk menetapkan standar yang dipergunakan.
4. Pembuktian program ini dapat melalui Riset/uji coba apliaksi system RN kemudian hasilnya di paparkan dan didiskusikan dengan Regulator.
5. Dengan adopsi system RN yang sudah berjalan baik di Negara maju, penerapan system ini lebih mudah, karena Indonesia melalui IRNI tidak perlu merintis dari dasar, sehingga tidak perlu harmonisasi ( penyetaraan standar dalam negeri oleh pihak luar,karena LRP-RN sudah mengadopsi standar internasional yang sudah disepakati 169 negara ).
6. Penegasan untuk membina hubungan bekerjasama dengan negara yang sudah menerapkan RN, dan laporkan maupun sarankan kepada mentri kesehatan sebagai regulator keperawatan.

Pertemuan di tutup dengan kesimpulan yang disimpulkan oleh Bpk. Parlindungan Purba sebagai anggota DPD-RI :
1. Jelaslah bahwa secara substansi, kerja besar yang telah dibuat LRP-RN membuktikan bahwa Indonesia siap untuk menerapkan system RN.
2. Kebutuhan akan perlunya sertifikasi RN di Indonesia sebetulnya bukan pilihan, melainkan keharusan karena suka atau tidak, arus globalisasi tetap akan berlaku pada 1 januari 2010.
3. pilihannya hanya : persiapkan diri untuk bertarung di kancah internasional atau terlena menanti kemunduran.
4. Akhirnya, LRP-RN ibarat sebuah rumah yang sudah dibangun lengkap dengan fasilitasnya, HANYA instalasi listrik yang belum terhubung. Peran anggota dewan maupun pemerintah adalah menghubungkan instalasi listrik tersebut, sehingga rumah itu siap dipergunakan.


Penyusun risalah

Moh.Arief Hidayat
Manajer sertifikasi
Read More..

Osteoporosis Pada Lansia

BAB 1
PENDAHULUAN
Proses menua merupakan suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan secara progresif dalam proses biokimia, sehingga terjadi kelainan atau perubahan struktur dan fungsi jaringan, sel dan non sel. (Widjayakusumah, 1992). Berbagai perubahan fisik dan psikososial akan terjadi sebagai akibat proses menua. Terjadinya perubahan pada semua orang yang mencapai usia lanjut yang tidak disebabkan oleh proses penyakit, menyebabkan kenapa penderita geriatrik berbeda dari populasi lain. (Brocklehurst and Allen, 1987).
Sejumlah gangguan muskuloskeletal dapat timbul pada lansia. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari penderitaan sebelum usia lanjut dan sering menimbulkan kecacatan. Dengan meningkatnya populasi lansia, meningkat pula prevalensinya pada lansia akibat proses degeneratif. Dan tak jarang pula gangguan muskuloskeletal pada lansia menimbulkan kemunduran fisik dan disabilitas yang sangat berpengaruh dalam hidup lansia. Diantara banyaknya penyebab gangguan muskuloskeletal pada lansia, osteoarthritis merupakan salah satu dari beberapa penyebab utama yang menimbulkan disabilitas orang yang berusia > 65 tahun. Selain osteoartritis, gangguan lain pada muskuloskeletal yang juga sering dapat menimbulkan disabilitas yaitu artritis rheumatoid, artritis gout, osteoporosis juga amiloidosis. Untuk memulihkan penderita dari disabilitas akibat gangguan muskuloskeletal diperlukan tindakan rehabilitasi yang merupakan gabungan pengobatan medis dan fisioterapi, bila perlu tindakan pembedahan. (limarwin.2008).



BAB 2
Masalah MOBILISASI PADA LANSIA (OSTEOPOROSIS
)

A. LANSIA
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namn manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dann fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memkperbaiki kerusakkan yang diderita. (Sampoernae.blogspot, 2008)

B. SISTEM MUSKULOSKELETHAL
Mobilitas merupakan salah satu yang paling penting dari aspek fungsi Physiologi, karena merupakan hal yg paling utama untuk memelihara kemandirian, dan akan terjadi akibat yang serius ketika kemandirian hilang.Untuk orang tua, mobilitas mempengaruhi untuk derajat kecil oleh perubahan yang berhubungan dengan umur dan yang paling besar oleh factor resiko, Karenna banyak factor resiko yang mengancam mobilitas, jatuh adalah merupakan kejadian yangpaling umum pada lanjut usia. Orang tua mempunyai tantangan dobel dalam ketrampilan memelihara mobilitas dan memelihara posisi yang benar ketika mereka berjalan. Untuk alasan ini, keselamatan merupakan pertimbangan secara menyeluruh dari aspek mobilitas.
Tulang, Sendi dan otot adalah struktur tubuh yang paling banyak berhubungan dengan mobilitas. Tetapi banyak aspek fungsi lain yang termasuk pada keselamatan mobilitas. Fungsi neurology sebagai contoh mampu mempengaruhi semua masalah penampilan muskuloskelethal, dan fungsi penglihatan mempengaruhi kemampuan untuk keselamatan berinteraksi dengan lingkungan. Dalam sistem muskulokelethal, osteoporosis merupakan perubahan yang berhubungan dengan umur berdampak paling besar secara keseluruhan.


Perubahan pada sistem muskuloskeletal antara lain sebagai berikut :

I. Tulang
Tulang menyediakan kerangka untuk semua sistem muskuloskelethal dan bekerja terhubung dengan sistem otot untuk memfasilitasi pergerakan. Fungsi tambahan tulang pada tubuh manusia adalah penyimpanann calcium, produksi sel darah, dan mendukung serta melindungi jaringan dan organ tubuh. Tulang terbentuk dari lapisan luar yang keras disebut cortical atau tulang padat, dan di bagian dalm terdapat spongy berlubang yang disebut trabecular. Bagian cortical terhadap komponen tabecular berubah berdasrkan tipe tulang. Tulang panjang misalnya, radius dan femur, mengandung sebanyak 90% corticol, sedangkan tulang vertebrata susunan utamanya adalah sel trabecular. Corticol dan trabecular merupakan komponen tulang yang berpengaruh pada lansia.
Pada lansia terdapat perubahan pada susuanan pembentukan tulang, yaitu :
a)Tulang cortical
Mulai umur 40 tahun, terjadi perubahan penurunan sejumlah tulang cortical 3 % perdecade pada laki-laki dan wanita berlanjut terus sampai ahir dewasa
 Setelah menopause, Wanita terjadi penambahan penurunan/ kehilangan tulang cortical, sehingga jumlah rata-rata penurunan mencapai 9% sampai 10 % perdecade pada umur 45-75 tahun.
 Penurunan tulang cortical berakhir pada umur 70-75 tahun
 Hasil akhir perubahan ini seumur hidup kira-kira 35%-23% pada wanita dan laki-laki berturut-turut
b) Tulang Trabecular
 Serangan hilangnya tulang trabecular lebih dulu dari serangan kehilangan cortical pada wanita dan laki-laki.
 Rata-rata hilangnya tulang trabecular kira-kira 6%-8% perdecade
 Setelah menopause, wanita terjadi kehilangan tulang trabecular secara cepat
 Hasil akhir kehilangan seumur hidup kira-kira 50%- 33% pada wanita dan laki-laki seumur hidup
c) Peningkatan resorbsi tulang oleh tubuh
d) Penurunan penyerapan kalsium
e) Serum parathyroid hormone meningkat
f) Gangguan regulasi aktivitas oesteoblast
g) Gangguan pembentukan tulang, sekunder untuk mengurangi matriks tulang
h) Penurunan jumlah fungsi sel marrow yang digantikan oleh jaringan sel lemak

II. Otot
Semua kegiatan sehari – hari (ADL) langsung dipengaruhi oleh fungsi otot, yang di kendalikan oleh saraf motorik. Perubahan yang berhubungan dengan usia berdampak besar pada fungsi otot, yaitu ;
 Hilangnya masa otot sebagai hasil penurunan dalam ukuran dan jumlah serat otot
 Penurunan serat otot dengan penggantian selanjutnya oleh jaringan penghubung dan akhirnya oleh jaringan lemak.
 Penurunan membrane sel otot dan keluarya cairan dan potassium.
Dengan umur 80 tahun, kira-kira masa otot hilang (Tonna, 1987). Pada penjumlahan, terdapat kehilangan saraf motorik yang berhubungan dengan usia, dan ini mempengaruhi fungsi otot. Dan pada akhirnya perubahan yang berhubungan dengan usia adalah kemunduran fungsi motorik dan hilangnya kekuatan dan ketahanan otot.

III. Persendian
 Penurunan viskositas cairan sinovial
 Terbentuknya jaringan parut dan adanya kalsifikasi pada persendian.
 Jaringan penghubung (kolagen dan elastin).
Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan ikat mengalami perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak teratur. Bentangan yang tidak teratur dan penurunan hubungan tarikan linear pada jaringan kolagen merupakan salah satu alasan penurunan mobilitas pada jaringan tubuh. Setelah kolagen mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya karena penuaan, tensile strenght dan kekakuan dari kolagen mulai menurun.
Kolagen dan elastin yang merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung mengalami perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan. Perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan, dan hambatan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
 Kartilago.
Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung ke arah progresif. Proteoglikan yang merupakan komponen dasar matriks kartilago berkurang atau hilang secara bertahap. Setelah matriks mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada kolagen kehilangan kekuatannya dan akhirnya kartilago cenderung mengalami fibrilasi. Kartilago mengalami kalsifikasi di beberapa tempat, seperti pada tulang rusuk dan tiroid. Fungsi kartilago menjadi tidak efektif, tidak hanya sebagai peredam kejut , tetapi juga sebagai permukaan sendi yang berpelumas. Konsekuensinya kartilago pada persendian menjadi rentan terhadap gesekan. Perubahan tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat perubahan itu sendi mudah mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak dan terganggunya aktifitas sehari-hari (Andri, 2008).

C. KONSEP OSTEOPOROSIS

1. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis secara harfiah dapat diartikan tulang porous (berongga), yaitu keadaan di mana masa tulang berkurang dan menjadi rapuh. Pada kondisi tersebut komposisi tulang barangkali tidak berubah, tetapi berat tulang per unit volume menjadi berkurang. Pada stadium lanjut penderita osteoporosis akan mudah mengalami patah tulang jika terbentur atau jatuh, terutama pada bagian tangan, pinggang, dan tulang belakang (Ardiansyah, 2008).
Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian rupa sehingga hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. Osteoporosis akan menghilangkan elastisitas tulang sehingga menjadi rapuh dan menyebabkan mudah terjadi patah tulang (fraktur).
Osteoporosis secara umum menunjuk karakteristi ; Proses hilangnya masa tulang secara perlahan-lahan, mempengaruhi semua untuk menjadi beberapa tingkatan.

2. Jenis Osteoporosis
a. Osteoporosis postmenopausal
terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
b. Osteoporosis senilis
kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
c. Osteoporosis sekunder
dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.
d. Osteoporosis juvenil idiopatik
merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang (Musculoskelethalbedah.blogspot, 2008).


3. Faktor Risiko Osteoporosis
a. Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun.
b. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
c. Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
d. Keturunan Penderita osteoporosis.
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.
e. Gaya Hidup Kurang Baik
 Gaya Hidup Kurang Baik Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.
 Minuman berkafein da beralkohol
Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).
 Malas Olahraga
Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.
 Merokok
Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
umur tersebut sudah berhenti.
 Kurang kalsium.
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.
f. Mengkonsumsi Obat.
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas.
g. Kurus dan Mungil.
Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna (Musculoskelethal, 2008).


4. Penyebab Osteoporosis

Osteoporosis postmenopausal
terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

 Osteoporosis senilis
kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

 Osteoporosis juvenil idiopatik
merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

5. Tanda dan Gejala
 Deformitas tulang
Terjadi perubahan pada bentuk tulang akibat mudahnya terjadi fraktur (patah tulang ) patologis pada tulang belakang.
 Suatu saat penderita merasa nyeri pada tulang belakang secara mendadak
 Mereka bisa menunjukan darimana asal nyeri, gerak apa yang membuat nyeri.
 Nyeri akan terasa hebat bila dipakai duduk dan berdiri.
 Nyeri akan kambuh jika bersin atau buang air besar.
 Bila patah di daerah punggung penderita akan bongkok dan tinggi badan berkurang serta perasan tidak enak disekitar tulang iga. Patah tulang ini sering terjadi pangkal paha, iga dan pergelangan tangan,

6. Pencegahan Osteoporosis
 Asupan kalsium cukup.
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya konsumsi kalsium setiap hari. Dosis harian yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk usia lansia dianjurkan 1200 mg per hari. Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Pilihlah makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan.
 Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore).
Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Untungnya, Indonesia beriklim tropis sehingga sinar matahari berlimpah. Berjemurlah di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore hari sesudah jam 16.00.
 Melakukan olah raga dengan beban.
Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olah raga beban misalnya berjalan dan menaiki tangga tetapi berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Dr. Ade Tobing, Sp.KO kini mengenalkan yang disebut latihan jasmani yang baik, benar, terukur dan teratur (BBTT). Latihan BBTT ternyata terbukti bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan massa tulang. Oleh sebab itu, latihan fisik (BBTT) dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit osteoporosis.
 Gaya hidup sehat.
Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat. Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan risiko osteoporosis. Konsumsi kopi, minuman bersoda, dan daging merah pun dilakukan secara bijak.
 Hindari obat-obatan tertentu.
Hindari obat-obatan golongan kortikosteroid. Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan. Waspadalah penggunaan obat antikejang. Jika tidak ada obat lain, maka obat-obatan tersebut dapat dikonsumsi dengan dipantau oleh dokter.
 Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
 Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang.
 Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim.
 Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.


7. Diagnosa Osteoporosis

a. DEXA Scan (Dual Energy X-Ray Absorptiometri)
Dual energi X-ray absortiometry (DXA, lebih dikenal dengan DEXA) adalah standart emas untuk pertimbangan mendiagnosa osteoporosis. Osteoporosis di diagnosa ketika kepadatan mineral tulang (BMD=Bone mineral Density) lebih sedikit atau sama hingga - 2,5 kali standard deviasi massa tulang rata-rata dari populasi usia muda, yang di artikan T-score. Dibuat oleh WHO sebagai petunjuk pedoman diagnostic.

T-score -1.0 or greater is "normal"
• T-score between -1.0 and -2.5 is "low bone mass" (or "osteopenia")
• T-score -2.5 or below is osteoporosis

DEXA Scan (Dual Energy X-Ray Absorptiometri) merupakan metode paling akurat untuk mendiagnosa osteoporosis. DEXA Scan mengukur kepadatan tulang dan memfokuskan pada kepadatan tulang panggul, tulang belakang, dan tulang pergelangan. Pada pasien osteoporosis, bagian-bagian ini merupakan bagian yang beresiko tinggi untuk patah (wikipedia.osteoporosis, 2
Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin008).

b. Densitometer-USG. Pemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai screening awal penyakit osteoporosis. Hasilnya pun hanya ditandai dengan nilai T dimana nilai lebih -1 berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1 dan -2,5 berarti osteopenia (penipisan tulang), nilai kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang). Keuntungannya adalah kepraktisan dan harga pemeriksaannya yang lebih murah.

c. CTx. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan tulang. Pemeriksaan CTx juga sangat berguna dalam memantau pengobatan menggunakan antiresorpsi oral.
d. walaupun memberikan gambaran yang baik tetapi tidak disukai karena menggunakan cara invasif yang menggandung resiko (Limarwin., 2008)

8. Penatalaksanaan Osteoporosis
Mencegah patah lebih baik daripada mengobati,” ungkap Dr. Bambang Setyohadi, SpPD-KR yang lulus dari spesialis penyakit dalam FKUI tahun 1994. Patah tulang biasa terjadi setelah penderita osteoporosis jatuh, sehingga mencegah jatuh pun menjadi penting.
Rumah yang ditempati sehari-hari pun bisa jadi menjadi ancaman. Sebaiknya penderita osteoporosis menghindari karpet yang melekuk, kabel yang melintang, permukaan licin seperti di kamar mandi, ataupun alas kaki yang terlalu longgar.
Selain itu, cara lain yang bisa dicoba adalah dengan memasang pegangan tangan (hand rails) di kamar mandi, memperbaiki penglihatan misal dengan menggunakan kaca mata, atau memperbaiki kekuatan otot dan keseimbangan dengan latihan.

Ada 4 tujuan penanganan osteoporosis, yaitu :
1. Mencegah berlanjutnya kehilangan massa tulang.
2. Menstimulasi pembentukan tulang.
3. Cegah terjadinya fraktur (patah tulang) dan mikrofraktur (keretakan tulang).
4. Mengatasi nyeri.
Bifosfonat merupakan zat sintetik stabil yang bekerja menghambat kerja osteoklas dalam meresorpsi dan pergantian (turnover) tulang. Bifosfonat menurunkan risiko patah tulang sampai 30-50%.
Dalam sebuah studi yang bernama Studi Cohort Retrospektif , dievaluasi onset penurunan patah tulang dengan terapi menggunakan risedronate dan alendronate di bawah kondisi Real World. Real World adalah data observasi yang diambil dari praktek klinik sehari-hari yang memberikan informasi hasil perngobatan pasien dalam kehidupan nyata.
Pasien yang dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu wanita berusia lebih dari 65 tahun dan pengguna baru terapi sekali seminggu dengan baik alendronate atau risedronate. Kemudian dinilai insidens fraktur nonvebtebral setelah 6 bulan dan 12 bulan.
Setelah tahun pertama terapi menggunakan risedronate, terjadi penurunan patah tulang pinggul sebesar 43% dan patah tulang non-vertebral sebesar 18% dibandingkan alendronate.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa pasien menggunakan risedronat memiliki insiden patah tulang nonvertebral dan pinggul yang lebih rendah dibandingkan pasien yang menggunakan alendronate.
Jangan tunggu sampai kena osteoporosis. Sedari muda lakukan usaha untuk mencegah penyakit keropos tulang.
Berikut ini saran dari Dr. Bambang Setyohadi, SpPD-KR yang telah mengambil subspesialis reumatologi FKUI agar masa tua terhindar osteoporosis:
1. Asupan kalsium yang cukup. Susu adalah sumber kalsium, tapi kalsium dapat diperoleh dari mana saja seperi sayuran dan makanan lain. Kombinasi vitamin D dan kalsium menurunkan risiko fraktur.
2. Latihan yang teratur. Latihan dapat meningkatkan kelenturan tulang.
3. Kenali defisiensi testosteron.
4. Hindari merokok dan alkohol.
5. Kenali penyakit kronik tertentu.
6. Hindari obat-obatan tertentu misal steroid.
7. Hindari risiko terjatuh
8. pemasangan penyangga tulang belakang ( spinal brace )
(fkuii, 2008).
9. Pedoman Untuk Pengkajian Mobilisasi dan Resiko Untuk Osteoporosis

a) Pertanyaan Wawancara Untuk pengkajian Keseluruhan Penampilan Muskuloskelethal
1. Apakah mempunyai masalah dalam penampilan anda Karenna keterbatasan Persendian?
2. Apakah ada nyeri atau ketidaknyamanan pad persendian anda?
3. Apakah anda merasakan kehilangan keseimbangan?
4. Apakah anda mempunyai masalah dalam berjalan atau berkeliling?
5. Apakah anda menggunakan sesuatu bantuan untuk membantu anda melakukan sesuatu? (mis; walker, Quad cane, atau reachers) ?
6. Apakah ada kegiatan yang ingin anda lakukan tetapi tidak mampu melakukannya karena ada suatu masalah pergerakan atau berpindah?

b) Observasi Berkenaan dengan keseluruhan Penampilan Muskuloskelethal
1. Ukur dan catat adanya penambahan tinggi badan dan tidak adanya penambahan tinggi badan.
2. Observasi berjalan klien dan pola gaya berjalan (keseimbangan dalam berjalan)
3. Observasi dan catat informasi berkenaan dengan kegiatan sehari-hari

c) Pertanyaan Wawancara Untuk Pengkajian Resiko Untuk Terjadi Osteoporosis
1. Adakah sanak saudara anda yang menderita osteoporosis atau fraktur?
2. Apakah anda pernah mengalami fraktur selama masa kanak-kanak? (jika iya, tambahkan pertanyaaan tambahan berkenaan dengan kapan, jenis, kondisinya bagaimana, perawatan dan semua yang berhubungan dengan fraktur)
3. Apakah anda mengkonsumsi suplemen vitamin?

d) Pertanyaan Wawancara hanya untuk wanita
1. Kapan Anda menopause?
2. Apakah anda minum estrogen, atau apakah anda sering mengkonsumsinya? (jika iya, berikan pertanyaan tambahan berkenaan dengan; Type, dosis, lamanya, dan pertanyaan lain yang berhubungan).

e) Observasi Yang Mungkin di Buat selama bagian lain keseluruhan di kaji tetapi juga harus di gunaakn untuk mengkaji pergerakan dan resiko untuk terjadi osteoporosis
1. Berapa banyak latihan yang dilakukan seseorang Untuk mendapatkan latihan dasar yang teratur?
2. Apakah orang tersebut merokok?
3. Berapa banyak alcohol dan caffeine yang orang tersebut konsumsi?
4. Berapa banyak biasanya diet pemabsukan calcium dan vitamin D?
5. Apakah orang tersebut mempunyai kondisi dengan osteoporosis ?

BAB 3
PENUTUP


Osteoporosis disebabkan gangguan metabolisme tulang, yaitu kerja sel penghancur tulang melebihi kerja sel pembentuk tulang. Akibatnya lama kelamaan tulang menjadi keropos. Gangguan ini dapat terjadi secara fisiologis akibat proses penuaan yang disertai dengan menurunnya hormon, kurang asupan kalsium dan vitamin D, disertai dengan faktor-faktor pendukung lainnya.
Osteoporosis memerlukan penanganan lebih lanjut supaya prognosisnya tidak bertambah berat. Selain itu, harus mengetahui terlebih dahulu apa itu osteoporosis dan bagaimana cara supaya prognosisnya tidak bertambah berat,


DAFTAR PUSTAKA




Andri, 2008, ht http://andrie00.blogdetik.com/category/geriatri/

Ardiansyah, 2008, Keseimbangan Kalsium Penting untuk Cegah Osteoporosis,
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2007-09-06-Keseimbangan-Kalsium-Penting-untuk-Cegah-Osteoporosis.shtml, [ Accessed on 1 November].

FKUII,2008,www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=565&Ite.id=2[ Accessed on 1 November].


Musculoskelethal, 2008,http://musculoskeletalbedah.blogspot.com/2008/10/osteoporosis. [ Accessed on 1 November].

Limarwin, 2008, http://limarwin.blogspot.com/, [ Accessed on 1 November].

Rufinah, 2008,ttp://www.balitaanda.indoglobal.com/balita_411_Osteoporosis.htmlRubrik : Ensik Balita, [ Accessed on 1 November].


Sampoernae,2008, Entri (Atom) http://sampoernae.blogspot.com/, [ Accessed on 1 November].

Tanyadokter, 2008, http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2006/08/osteoporosis, [ Accessed on 1 November].

Wikipedia, 2008, http://en.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis, [ Accessed on 1 November].
Read More..

Selasa, 25 November 2008

Nutrisi untuk anak

Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Nutrisi sangat penting dalam tumbuh kembang anak selain kebutuhan sandang, papan, dan kesehatan, baik makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein) maupun mikronutrien (vitamin dan mineral). Demikian menurut DR. Damayanti R. Sjarif, SpA dalam seminar yang diadakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina, Sabtu (26/7).
Menurut Damayanti, dalam tumbuh kembang anak nutrisi memiliki dua peranan penting. Yaitu nutrisi bertanggung jawab untuk pertumbuhan fisik dan kematangan seksual dan diperlukan memenuhi kebutuhan energi yang dibutuhkan anak. "Dalam konteks kembang, menyiapkan otak sebagai hardware dalam proses pencerdasan," ujar Damayanti (Gizi.net, 2008).
Kecukupan nutrisi dan zat gizi, dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan anak. Orang tua perlu menjaga daya tahan tubuh anak, agar tidak mudah sakit, sehingga proses tumbuh kembang anak tidak terganggu. Seringkali anak sulit makan, sehingga kecukupan nutrisinya terganggu. Hal ini diperparah dengan gempuran iklan di TV, yang hampir setiap saat menayangkan dan mengiming-imingi anak-anak dengan berbagai snack yang kurang sehat. Sehingga anak lebih senang dengan kudapan (snack) yang tidak bergizi, Contoh jajanan yang perlu diperhatikan adalah : snack yang gurih, jajanan es, sirup dengan warna yang menarik, dll (Gizi.net, 2008).
Radikal bebas yang berasal dari snack (pewarna, perasa, pemanis, pembuat gurih, pengawet pada jajanan anak-anak) selain dapat menyebabkan anak sakit, juga merusak tubuh anak. Akibat jangka pendek, sakit : batuk, pilek, demam, dll.Akibat jangka panjang, menderita sakit : kanker, hati, limfa, kelenjar, dll. Belum lagi, belakangan ini beragam berita realita di TV, banyak yang melaporkan bahwa jajanan anak seringkali tidak higienis, pemilihan pewarna tekstil untuk makanan anak, pemakaian bahan kimia yang merusak tubuh, pengawet mayat digunakan pada makanan, dan berbagai penyalahgunaan bahan lainnya, yang sangat mengerikan. Oleh karena itu, anak harus mempunyai tubuh yang sehat untuk melawan beragam radikal bebas yang menyerang anak dengan antioksidan, dengan memberikan asupan nutrisi yang seimbang. Anak harus mendapatkan unsur-unsur gizi seimbang, yang dapat menutupi kekurangan asupan gizi, yang tidak didapat karena kesulitan anak untuk makan, serta pola makan yang tidak sehat (Gizi.net, 2008).
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penulis akan membahas tentang kebutuhan nutrisi pada anak yang memaparkan tentang beberapa nutrisi yang penting untuk tumbuh kembang anak.

B. Tujuan Penulisan.
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberi informasi tentang kebutuhan nutrisi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang manfaat nutrisi pada anak
b. Menjelaskan tentang komponen zat gizi
c. Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi
d. Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi nutrisi dalam tubuh anak
e. Menjelaskan tentang evaluasi diet anak
f. Menjelaskan tentang panduan nutrisi dasar anak
g. Menjelaskan tentang masalah yang muncul akibat kekurangan nutrient penting.



Bab 2

Kebutuhan Nutrisi Pada Anak


Kebutuhan Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting pada anak dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak (Hidayat, 2008). Kebutuhan nutrisi individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetic dan metabolik. Namun, untuk bayi dan anak, tujuan dasar adalah pertumbuhan yang memuaskan dan mencegah keadaan defisiensi. Nutrisi yang baik membantu mencegah penyakit akut atau kronis dan mengembangkan kemampuan fisik dan mental; nutrisi juga harus memberikan cadangan untuk stress (Nelson dkk ed.15).

A. Manfaat nutrisi Pada Anak
1. Dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kekurangan nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan yang lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak, diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas
3. Membantu dalam aktivitas sehari-hari Karena sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh (Hidayat, 2008)

B. Komponen Zat Gizi
Zat gizi merupakan unsure yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi. Kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal (Hidayat, 2008).
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum zat gizi dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro : untuk zat gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
a. Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan, dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup pada tubuh, sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15 % dari kalori yang ada, maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat meyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat didapatka dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.

b. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkatan vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri lemak alamiah sekitar 98% diantaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan 2 %-nya adalah asam lemak bebas diantaranya monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfolipid termasuk lseitin, sefalin, sfingomielin dan serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain-lain terhadap suhu tubuh,dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadi hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain, dan untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup dapat di peroleh dari : susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan,dan minyak sayur. (Solihin pudjiadi, 2001). Air susu Ibu biasanya menyediakan 4- 5% kalori sebagai asam linoleat, sedangkan minyak sayur sangat bervariasi, pada minyak biji, jagung, kedele dan lain-lain yang terutama kaya

c. Protein
Merupakan gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain it tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringn dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotic. Protein ini terdiri dari dua puluh empat asam amino diantaranya sembilan asam amino essensial yaitu; threonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam amino nonessensia. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal, demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, odem, dapat kwashiorkor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari : susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedele, kacang, buncis, dan padi-padian (Haidayat, 2008).

d. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75-80 % dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60 %. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium untuk ion, transport nutrient dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan (solihin pudjiati, 2001). Haus kekeringan lidah, dehidrasi, anhidremi, berat jenis urin tinggi, kehilangan fungsi ginjal (asidosis, oliguria, uremia, meninggal). Bila kelebihan air dapat menyebabkan ketidakenakan abdomen, nyeri kepala, kram, (air tanpa garam), intoksikasi, kejang-kejang, udem dan gagal sirkulasi (Nelson dkk, ed.15).
Bayi harus banyak mengkonsumsi jauh lebih banyak air per unit berat badan di banding dengan orang dewasa, konsumsi cairan harian oleh bayi sehat ekuivalen dengan 10 – 15% berat badan dibanding dengan 2 - 4 % pada orang dewasa. Keseimbangan air tergantung pada beberapa faktor tak tetap, seperti kadar protein dan mineral dalam diet, yang menentukan beban larut yang disajikan pada ekskresi ginjal, kecepatan metabolik dan pernafasan, serta suhu tubuh. Ginjal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dengan variasi kandungan osmolar dan volume urin. Urin biasanya mempunyai tekanan osmotik ( 300 – 1000 mOsm/L) lebih besar daripada tekanan osmotic lingkungan internal (293mOsm/ L); kadar urin normal maksimum sekitar 600 – 700 mOsm/L.
e. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organic yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:
1. Vitamin A (retinol)
Merupakan vitamin yang mempunyai sifat larut dalam lemak, stabil panas, dan dapat di hancurkan dengan oksidasi. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi, dan dalam pembentukan maturasi epitel.
Pengaruh defisiensi dapat menyebabkan gangguan pada mata (Niktalopia, Fotofobia, Xeroftakmia, konjungtivitis, keratomalasia yang menyebabkan kebutaan), pembentukan tulang epifiseal gagal, email gigi tidak sempurna, keratinisasi membranan mukosa dan kulit, retardasi pertumbuhan, tahanan terhadap infeksi terganggu. Sedangkan bila kelebihan dapat menyebabkan anoreksia, petumbuhan lambat, kulit kering dan pecah-pecah, pembesaran hati dan limpa, pembengkakan dan nyeri tulang panjang, tulang mudah patah, tekanan intra cranial naik, alopesia, serta karotenemia. Vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarine, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Arvian dkk).
2. Vitamin B kompleks (thiamin)
Merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardia, oedema, asam piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang, kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu, padi-padian, biji-bijian, kacang dan lain-lain.
3. Vitamin B2 (riboflavin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, sensitif terhadap cahaya dan alkali, stabil terhadap panas, oksidasi serta asam. Sebagai unsur pokok enzim flavoprotein yang penting pada reaksi pemindahan hydrogen, asam amino, asam lemak, dan metabolisme karbohidrat serta respirasi seluler. vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, mata panas dan gatal, vaskularisasi kornea, gagal dalam pertumbuhan, serta keilosis. Vitamin ini dapat diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-sayuran hiijau, dan padi.
4. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air dan alcohol , stabil terhadap panas pada larutan neutral, labil pada larutan asam, atau alkali, dihancurkan oleh cahaya serta sebagai bentang factor intrinsic lambung yang diperlukan untuk penyerapan. Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sum-sum tulang. Pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia pernisiosa juvenile karena gagal dalam absorbsi bukannya kurang dalam diet. Vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu dan keju.
5. Vitamin C (asam ascorbat)
Merupakan vitamin yang larut dalam air dan mudah dioksidasi serta dipercepat oleh panas atau cahaya. Berfungsi untuk keutuhan dan mempertahankan materi intraseluler, mempermudah penyerapan besi dan mengubah asam folat menjadi asam folinat, metabolisme tirosin dan fenilalanin, aktivitas suksinat dehidrogenase dan serum fosfatase dalam bayi, tidak pada orang dewasa. vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka. Banyak tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau, pemanasan mempunyai pengaruh menghancurkan.
6. Vitamin D
Merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam suasana panas, asam alkali, dan oksidasi. Berguna dalam mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium serta fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum, yang diduga dipengaruhi oleh endapan kalsium fosfat dalam tulang dan gigi. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan rakitis (kadar fosfatase serum tinggi tampak sebelum deformitas tulang), tetani infantile, pertumbuhan jelek dan osteomalasia. Vitamin ini dapat diperoleh dari dalam susu, margarine, minyak ikan, pemaparan cahaya matahari atau sumber ultraviolet lain.
7. Vitamin E
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi premature dan akan menyebabkan kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.
8. Vitamin K
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai pembentukan protombin, factor koagulasi II, VII, IX, X, yang harus tersedia dalam tubuh cukup, apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging, dan hati (Hidayat, 2008).

f. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, fluorin, jodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur, dan seng. Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup (Nelson, 2008).
1. Kalsium
merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium ini akan di ekresi 70% dalam tinja, 10% dalam urine, 15-25% tertahan dan tergantung dalam kecepatan pertumbuhan, kadar kalsium ini harus tersedia yang cukup karena apabila terjadi kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi jelek, osteomalasia, osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan. Kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayur-sayuran berdaun hijau, kerang dan lain-lain (Hidayat, 2008).

2. Klorida
Klorida sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotic, keseimbangan asam dan basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur.
3. Khromium
Khromium berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang tersedia dalam ragi.
4. Tembaga
Berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan hemoglobin, penyerapan besi, dan lain-lain, kekurangan zat besi dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Tembaga dapat tersedia dalam hati, daging, ikan, padi, dan kacaang-kacangan.
5. Fluor
Merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang yang apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan karies gigi. Sumber dari fluor ini terdapat pada air, makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium
Merupakan unsur tiroksindan triidotironin yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium ini dapat ditemukan pada garam.
7. Besi
Merupakan mineral yang merupakan struktur dari hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2. Kekurangan besi dapat menyebabkan anemia. Zat besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur, sayur-sayuran hijau, padi dan tumbuh-tumbuhan.
8. Magnesium
Berguna dalam aktivasi enzim pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme. Apabila terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia dan hipokalemia. Magnesium ini dapat diperoleh dalam biji-bijian, kacang-kacangan daging dan susu.


9. Mangan
Mineral yang berfungsi dalam aktivasi enzim yang terdapat dalam kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau.
10. fosfor
Merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi, apabila kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot. Fosfor ini terdapat di susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian dan lain-lain.
11. Kalium
Berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls saraf, keseimbangan cairan, serta pengaturan irama jantung. Kalium ini dapat diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium
Berguna dalam pengaturan tekanan osmotic, pengaturan keseimbangan asam-basa, dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kekurangan natrium dapat menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi. Natrium ini dapat diperoleh dari garam, susu, telur, tepung dan lain-lain.
13. Sulfur
Merupakan unsur pokok dalam protein seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf,. Sulfur ini dapat diperoleh dari makanan protein yang mengandung 1% .
14. Seng
Merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2. Defisiensi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi, hepatosplenomegali, hiperpigmentasi dan hipogonadisme, akrodermatitis entheropatika, depresi imunokompetens, serta dalam penyembuhan luka jelek. Sedangkan bila kelebihan dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal (dari peralatan masak yang disepuh seng), defisiensi tembaga, High densitas lipoprotein (HDL) turun. Banyak tersedia dalam dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju (Nelson, dkk).


C. Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 9-12 bulan, usia toddler atau prasekolah, usia sekolah dan usia remaja (Hidayat, 2008).
1. Umur 0-4 Bulan
Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan di nilai kegunaan atau pemanfaatan jauh lebih baik dari menggunakan ASI. Pemberian ASI eksklusif adalah sampai 4 bulan tanpa makanan lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada bayi, dan proses pemberian ASI ini dapat dilakukan melalui proses menyusui.
Pada proses menyusui ini akan memberikakn dampak yan gbaik seperti pada proses awal menyusui, setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada kolostrom yang kaya akan protein dan mengandung immunoglobulin A yang tinggi melalui keluarnya pertama dari ASI, di samping it proses menyusui akan membantu reflek bayi untuk menghisap sehingga menyebabkan kebutuhan kasih saying (asih) pada bayi trpenuhi dan membantu proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi Karenna adanya reflek menghisap juga dapat dipengaruhi proses hormonal terutama oksitosik dan prolaktin.
Air susu Ibu merupakan makanan yang ideal pada bayi, disamping mempunyai zat gizi yang ideal juga mempunyai beberapa manfaat seperti harganya murah dan sederhana, tersedia pada suhu yag ideal dan tidak perlu dipanaskan atau disterilkan dahulu, bebas dalam pencemaran, akan mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran sebelum mengandung.
ASI mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bagi anak mengingat zat gizi yang ideal terdapat didalamnya, diantaranya: immunoglobulin (IgA, IgG, IgM, IgD, IgE), lizosim merupakan satu enzim yang tinggi jumlahnya yang berfungsi bekteriostatik terhadap enterobakteria dan kumam gram negative, dan juga sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus, kemudian sebagai lakteperosidase enzim yang berfungsi membunuh streptokokus, factor bifidus merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen yang berfungsi mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, factor anti stafilokokus merupakan asam lemak yang melindungi serangan stafilokokus, laktoferin, dan transferin komponen protein yang dapat mengurangi tersedianya zat besi pada pertumbuhan kuman, komponen complement yaitu C3 dan C4 yang berfungsi untuk pertahanan tubuh, adanya sel makrofag dan netrofil yang berfungsi menfagosit kuman, adanya lipase yang merupakan zat anti virus.
Tidak semua anak mendapat ASI secara langsung, banyak kita temukan anak-anak kebutuhan nutrisinya melalui susu formula. Untuk it dalam pemakaian susu formula atau susu botol juga perlu perhatian diantaranya : sterilkan dahulu sebelum memberikan ppada bayi dengan cara dipanaskan, jangan membuat lama-lama susu dalam botol, ikuti petunjuk pemakaian susu formula, dan lain-lain.
2. Umur 4-6 Bulan
Pada usia in kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah air susu ibu kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dan sari buah, pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan perkembangan fungsi sistem pencernaan. Perubahan kebutuhan nutrisi anak hanya perubahan bentuk makan akan tetapi kadar zat gizi tetap seimbang dengan komposisi yang ada.
3. Umur 6-9 Bulan
Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah teta[ diteruskan kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah. Penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak. Makanan lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan semua makanan kedlam mulut, untuk it perlu pengawasan dalam setiap aktivitas anak.
4. Umur 10-12 Bulan
Pada usia anak ini masih tetap diberikan air susu ibu dengan penambahan pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan sendiri dengan sendok atau suka mencoba makan sendiridan makan dengan tangan. Pada anak seusia ini adalah merupakan usaha yang baik dlam menuntun ketangkasan dn merasakan bentuk makanan
5. Usia Toddler dan Prasekolah
Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi suadah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makan seperti garpu, piring, sendok, dan gelas semuanya harus dijelaskan pada anak atau diperkenalkan dan dilatih tentang penggunaan, sehingga dapat mengikuti aturan yang ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia ini sebaiknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosanan, berikan susu dan makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran, dan buah-buahan, pada anak ini yang perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat.
6. Usia Sekolah
Pada usia sekolah ini kebiasaanmakan pada anak tergantung pada kehidupan social sekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah Karenna kondisi yang tidak di sukai, pada usia ini kemampuan makan dengan menggunakan sendok, piring, dan garpu sudah baik. Pada usia sekolah tata cara dalam makan seperti makan denganduduk, mencuci tangan sebelum maakn, tidak mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan akibat stress atau sakit sehingga perlu pemantauan, dan anak sekolah cenderung suka makan secara bersamaan dengan teman sekolahnya.

7. Usia remaja
Pada masa remaja kebutuhan kalori semakin meningkat Karenna perubahan menjadi pubertas dan aktivitas. Pada masa remaja sangat menyadari akan gambaran diri sehingga perlu pemantauan diit dalam makanan, seperti takut akan obesitas dan takut timbulnya akne atau jerawat akibat makanan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang cepat baik tinggi maupun berat badan sehingga kebutuhan gizi pun meningkat (Hidayat, 2008).

D. Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi dalam Tubuh anak
1. Serat
Kebanyakan anak yang mendapat diet berimbang baik, memperoleh jumlah serat yang cukup. Makanan yang sangat disaring berisi sedikit serat dan dapat disertai dengan naiknya insidens konstipasi, apendisitis, divertikulitis, dan gangguan usus lain. Masukan tinggi serat dapat berakibat penurunan penyerapan cholesterol serta seng dan nutrisi pokok yang lain.
2. Kemampuan Mencerna
Pemasakan merupakan suatu factor pada kemampuan mencerna. Misalnya, susu yang direbus, besar dadihnya akan berkurang dan membuatnya lebih mudah dapat dicerna; sebaliknya, pemanasan merusak aktivitas vitamin C.
3. Keadaan Telah Kenyang
Penelanan makanan harus memberikan rasa enak. Susu penuh, krim, telur, dan makanan berlemak mempunyai nilai kekenyangan yang tinggi ; gula menambah cairan lambung dan menunda pengosongan lambung, dengan demikian menambah rasa kenyang. Roti dan kentang mempunyai nilai kekenyangan yang relative rendah, seperti halnya daging yang berlemak sedikit, ikan, sayuran, dan banyak buah-buahan
4. Ketersediaannya
Kemiskinan, kebodohan, dan kurang pendidikan praktis dalam pembelian dan persiapan makanan merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak. Diet keluarga berpenghasilan rendah, sering kurang lemak, buah-buahan, sayur segar, dan daging. Cara yang disarankan untuk perencanaan makanan harga murah harus membagi uang yang tersedia untuk makan menjadi lima : setiap seperlima masing-masing untuk sayuran dan buah; untuk susu dan keju; untuk daging, ikan, dan telur; untuk roti dan biji-bijian, dan untuk lemak, gula, dan makanan tambahan lain.
5. Faktor-Faktor anti Mikroba
Pemberian agen antimikroba dapat mempengaruhi status nutrisi. Nafsu makan kadang-kadang terganggu, atau flora bakteri penghasil vitamin K tidak secara cukup diubah untuk mempercepat defisiensi pembatasan. Beberapa antibiotik diketahui menimbulkan steatorea. Antibiotik spektrum luas yang diberikan secara oral mengurangi keseimbangan nitrogen. Isoniazid bersama dengan piridoksal fosfat dapat menimbulkan gejala defisiensi vitamin B6. Senyawa antimikroba dapat dipindahkan kedalam air susu ibu atau kedalam makanan dari binatang yang diberi makan senyawa ini.
6. Faktor-Faktor Endokrin
Bahan antitiroid yang menaikkan kebutuhan yodium (gaitrogen) telah ditemukan didalam lobak, sauran semacam lobak, kubis, kedelai, makanan-makanan yang berisi kobalt, pengawet makanan (additive), dan obat-obatan. Pemberian hormone adrenokortikotropik atau kortikosteroid perlu penambahan masukan protein dan kalsium serta mengurangi masukan natrium. Hiperparatiroidisme sementara dengan tetani ditemukan pada masa neonatus sesudah masukan vitamin D atau fosfat berlebihan.
7. Faktor-Faktor Emosi
Pada ibu yang timbul rasa takut akan salah mengenai kebiasaan makan anaknya, dapat menciptakan pertengkaran antara dia dan anaknya yang dapat berpengaruh besar. Misalnya, upaya yang salah arah untuk mengendalikan kegemukan dan hiperkolesterolemi telah menyebabkan malnutrisi berat pada anak muda (Nelson, dkk).

E. Evaluasi Diet Anak
Untuk hitungan yang lebih tepat, ibu harus mengamati dan merekam masukan makanan yang sebenarnya dan mengubah menjadi “ hidangan” yang sesuai dengan umur anak, adalah penting untuk memasukkan makan-makanan yang tidak dapat dikonsumsi setiap hari. Masukan makanan yang berlebih dari salah satu kelompok nutrisi dapat berakibat tingkat kalori tinggi, menghasilkan anak kelebihan berat, sementara pada saat it menyebabkan terjadinya masukan pemakaian makanan lain, akibatnya adalah anemia defisiensi yang membahayakan. Bila makanan utama seperti susu, telur dan buah sitrun, terbuang karena alasan pribadi atau medik, defisiensi mungkin terimbangi oleh penambahan-penambahan yang bijaksana. Daftar kelompok-kelompok nutrien utama adalah sebagai berikut :
Z Susu : Protein kualitas tinggi kalsiumdan fosfor, riboflavin, vitamin A; Vitamin D (jika dikayakan)
Z Daging dan telur : Protein kul=alitas tinggi, besi, vitamin B; vitamin A dari hati dan telur.
Z Buah dan sayur : vitamin C,; provitamin a dari buah dan sayuran hijau dan kuning; elemen renik dan serat.
Z Biji-bijian : tidak mahal dan menambah sejumlah protein, mineral, serat dan vitamin B (Nelson, 2008).

F. Panduan Nutrisi dasar Anak
Nutrisi yang baik penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak. Orang tua adalah yang paling menentukan dalam makanan yang dimakan anak serta yang bertanggung jawab untuk memastikan, mereka mendapatkan diet sehat seimbang. Menurut Scott. M. Shanon, MD., dalam bukunya Please Don’t Label My Child, kunci untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak adalah pastikan anak mendapat nutrisi yang tepat. Diet yang baik bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang bersemangat atau sebaliknya, diet buruk membuat anak yang dilabeli dengan penyakit mental. Menurut Shanon, gizi buruk adalah penyebab utama anak mengalami gangguan mental dan di diagnosa dengan gangguan mental dan gangguan emosional. Kendatipun anak masa kini makan dalam ukuran super, mereka tetap mengalami kurang gizi karena diet sebagian besar terdiri dari makanan-makanan olahan. Anak-anak perlu dan pantas mendapatkan diet yang secara agresif lebih focus pada memenuhi kebutuhan nutrisi mereka, terutama kebutuhan nutrisional untuk pertumbuhan otak. Shanon menganjurkan calon ibu untuk rajin mengkonsumsi diet bergizi untuk perkembangan otak janin yang optimal dan memberikan nutrisi yang adekuat kepada anak dari lahir sampai dewasa (Aura, 2008).
Susunan makanan bergizi utnutk tumbuh kembang anak dengan baik adlah susunan hidangan seimbang yang terdiri atas tiga golongan bahan makanan, yakni bahan makanan sumber tenaga, bahan makanan sumber protein (zat pembangun), dan bahan makanan pengatur, yakni ;
Golongan bahan makanan sumber pembangun contohnya berupa daging, susu, telur, ikan, keju, hati ayam, tahu, kedelai, dan tempe.
Golongan makanan sumber zat pengatur contohnya terdiri dari sayuran berwarna hijau, bayam, katuk, kangkung, kacang panjang, sawi dan sebagainya. Sayuran berwarna kuning atau jingga, seperti wortel, tomat, dan labu dapat juga diberikan.
Golongan makanan sumber tenaga contohnya beras, kentang, ubi, roti, macaroni, singkong, talas, terigu, biscuit dan minyak goreng
Buah- buahan, contohnya berupa papaya, nenas, mangga, pisang, jeruk, dan jambu biji boleh diberikan.
Tabel 2. Pedoman makan balita
Sumber tenaga
3-4 piring nasi @ 100 gram atau penggantinya (mie, bihun, roti, kentang).
Sumber zat pembangun
4-5 porsi daging @ 50 gram atau penggantinya (tempe, tahu, ikan, telur, daging ayam). Dianjurkan sej=kurang-kurangnya 1 porsi berasal dari sumber protein hewani. Susu dianjurkan 2 gelas sehari.
Sumber zat pengatur
2-3 porsi dan buah. Gunakan sayur dan buah-buahab berwarnaa (1 porsi sayur = 1 mangkuk sayur, 1 porsi buah segar = 100 gram).

G. Masalah Yang Muncul akibat kekurangan nutrient penting
1. Kekurangan protein dapat mempengaruhi IQ, kemampuan verbal, dan kemampuan spatial
2. Kekurangan zat besi dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke otak dan otot, termasuk menyebabkan bayi kahir dengan berat badan rendah, gangguan kognitif, dan ADHD.
3. Kekurangan folat dapat menyebabkan cacat neural tube seperti spina bifida.
4. Kadar vitamin A rendah dapat menyebabkan kebutaan atau gangguan penglihatan.
5. Kekurangan iodine yang diperlukan untuk fungsi thyroid dapat menyebabkan retardasi mental, neurogical, dan fisik.
6. Kekurangan manganese dapat menyebabkan malformasi janin seperti neural tube defects.
7. Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan kejang dan depresi
8. Kekurangan zinc dapat menyebabkan penyakit mental.
9. Tidak mendapatkan kecukupan lemak sehat di dalam diet dapat menghambat pertumbuhan sel-sel, perkembangan dan fungsi otak, kemam puan visual, kemampuan pembelajaran, dan dikaitkan dengan ADHD, dementia, depresi, dan kehilangan ingatan (Aura, 2008).




















KESIMPULAN

Kebutuhan nutrisi sangatlah penting dan perlu diperhatikan, Karena bertujuan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan serta untuk mencegah suatu keadaan defisiensi. Nutrisi yang baik penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak. Orang tua adalah yang paling menentukan dalam makanan yang dimakan anak serta yang bertanggung jawab untuk memastikan, mereka mendapatkan diet sehat seimbang.
























DAFTAR PUSTAKA


Aura, 2008, Makanan Untuk Kesehatan Emosional dan Mental anak, Tabloid Media Wanita Aura, No.37 / TH.XII. Minggu Ke-2

Gizi net, 2008, Nutrisi untuk Tumbuh Kembang anak, [online] http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1059624784,96412, [Accessed on 22 September].

Hidayat. A, Alimul, 2008, Pendidikan Ilmu Keperawatan Anak, Salemba medika, Jakarta.

Nelson dkk, ed.15, Ilmu Kesehatan Anak, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Read More..