Sabtu, 24 Januari 2009

Pentingnya Mengenal Diabetes Mellitus Untuk Mencegah

Pentingnya Mengenal Diabetes Mellitus Untuk Mencegah

Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Karena jika tidak, dampak dari penyakit tersebut akan membawa berbagai komplikasi penyakit serius lainnya, seperti jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan system saraf. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.

Dari data WHO di tahun 2002 diperkirakan terdapat 20 juta penderita diabetes mellitus di tahun 2025. di tahun 2030 angkanya bisa melejit mencpaai 21 juta penderita. Saat ini penyakit diabetes mellitus banyak dijumpai di Indonesia. Bahkan WHO menyebutkan, jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia menduduki ranking empat setelah India, China, dan Amerika Serikat.

Klasifikasi Diabetes Mellitus :

1. Diabetes Tipe 1, Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi-puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Sehingga penderita diabetes tipe 1 memerlukan pasokan insulin dari luar. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.

2. Diabetes Tipe II, Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, sehingga terjadi gangguan pengiriman gula ke sel-sel tubuh. Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih dai 40 tahun) atau anak dengan obesitas. Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah raga ; jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat oral hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan jika tidak dapat mengontrol hiperglikemia)

3. Dabetes Gestasional (diabetes pada saat kehamilan)
Merupakan awitan selama kehamilan (pada trimester kedua atau ketiga)

Penyebab Diabetes
Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah adanya perubahan gaya hidup (pola makan yang tidak seimbang dan kurang aktifitas fisik). Selain itu adanya stress, kelainan genetik usia yang semakin lama semakin tua dapat pula menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus.

Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala yang lazim pada penderita diabetes Mellitus, sebagai berikut :
1. Poliuri ( banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana guula banyak menarik cairan dan elektrolit.
2. Polidipsi ( banyak minum)
Disebabkan karena pembakaran trlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehinnga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum
3. Polipagi ( banyak makan )
Karena glukosa tidak sampai ke sel, maka sel mengalami stervasi (lapar).
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Karena kehabisan glikogen yang telah dilebur menjadi glukosa, maka tubuh berusaha untuk mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lainnya yaitu lemak dari protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada ditubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan Diabetes Mellitus walaupun banyak makan akan tetap kurus.
5. Mata Kabur
Disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa- sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
6. Kesemutan
Disebabakna karena kurangnya aliran darah ke bagian perifer

Sedangkan gejala-gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya sama seperti gejala diabetes tipe I.
Resiko terkena diabetes mellitus sebenarnya dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olah raga, tidur yang cukup, menghindari merokok, mirasantika dan lain sebagainya. Bagi yang sudah terkena diabetes, sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda, dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.

Penatalaksanaan
Tujuan utama dari penatalaksanaan diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler (system peredaran darah) dan neuropatik (kematian saraf). Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes ; Diet, Latihan, Pemantauan, Terapi, dan Pendidikan.

Prinsip umum diet. Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar penatalaksanaan diabetes mellitus. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut :
1. Memberikan semua unsur makanan essensial (misalnya vitamin, mineral).
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.
3. memenuhi kebutuhan energi.
4. mencegah fluktuasi kadar glukosa dalam darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis.
5. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.

Bagi pasien yang memerlukan insulin untuk membantu mengendalikan kadar glukosa darah, upaya mempertahankan konsistensi jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi pada jam-jam makan yang berbeda merupakan hal penting. Disamping itu, konsistensi interval waktu diantara jam makan dengan mengkonsumsi camilan (jika diperlukan), akan membantu mencegah reaksi hipoglikemia dan pengendalian keseluruhan kadar glukosa darah.

Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler.Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga.
Latihan dengan cara meningkatkan tahanan (resistance traning) dapat meningkatkan lean body mass dan dengan demikian menambah laju metabolisme istirahat (resting metabolic rate). Semua efek inin sangat bermanfaat untuk penderita diabetes mellitus karena dapat menurunkan berat badan, mengurangi rasa stress dan mempertahankan kesegaran tubuh.
Latihan yang dilakukan seharusnya pada saat yang sama (sebaiknya ketiak kadar glukosa darah mencapai puncaknya) dan intensitasnya yang sama setiap hari. Latihan yang dilakukan secara teratur lebih dianjurkan daripada latihan secara sporadic.
Latihan jasmani dianjurkan dilakukan teratur, 3-4 kali seminggu selama +/- 0,5 jam sesuai dengan CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, training). Latihan dilakukan terus meneruss tanpa henti, sehingga otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang-seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit kelatihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalak waktu tertentu, jenis latihan seperti jalan kaki, jogging, lari, bersepeda, renang dan mendayung.

Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri, supaya penderita dapat mengatur terapinya untuk mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini memungkinkan deteksi dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemi, dan berperan dalam membantu menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi diabetes jangka panjang.
Berbagai metode kini tersedia untuk melakukan pemantauan mandiri kadar glukosa darah. Kebanyakan metode tersebut mencakup pengambilan setetes darah dari ujung jari tangan, aplikasi darah tersebut pada strip pereaksi khusu, dan kemudian darah tersebut dibiarkan pada strip selama periode waktu tertentu 9 biasanya antara 45 dan 60 detik sesuai ketentuan pabrik). Untuk beberapa produk, darah di hapus dari strip (dengan menggunakan kapas atau kertas tissue sesuai ketentuan paabrik). Bantalan pereaksi pada strip akan berubah warnanya dan kemudian akan dicocokkan dengan peta warna pada kemasan produk, atau disisipkan kedalam alat pengukur yang memperlihatkan angka digital kadar glukosa darah.

Perawatan Kaki Diabetes. Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat Diabetes Mellitus yang tidak terkendali. Yang harus dilakukan dalam perawatan adalah :
1. Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka perdarahan
2. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dann sabun mandi
3. Berikan pelembab/lotion pada daerah kaki yang kering, tetapi tidak pada sela-sela jari kaki.
4. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
5. Pakai alas kaki yang sesuai dan tidak kasar walaupun di dalam rumah
6. Periksa sepatu sebelum dipakai
7. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih
8. Senam kaki.

Terapi
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Hormon ini bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah postprandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot, lemak dan hati. Selama periode puasa, insulin menghambat pemecahan simpanan glukosa, protein, dan lemak.
Pada diabetes tipe 1, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin. Dengan demikian insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak terbatas. Sedangkan pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang, untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari ( atau bahkan lebih sering lagi). Untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. Karena dosis insulin yang diperlukan masing-masing pasien ditentukan oleh kadar glukosa dalam darah, maka penentuan kadar glukosa darah yang akurat sangat penting. Pemantauan mandiri kadar glukosa darah telah menjadi dasar dalam memberikan terapi insulin. Preparat insulin bervariasi berdasarkan pada empat karakteristik utama masa kerjanya, konsentrasi, spesies (sumber), dan pabrik pembuatnya.
Masa kerja insulin dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan pada awitan, puncak, dan durasi kerjanya.
Read More..